Di antara 114 surat yang ada dalam Al Quran, ada beberapa surat yang konon memiliki keistimewaan bahkan dianjurkan untuk sering dibaca pada kondisi tertentu. Pendapat ini tidak begitu saja disepakati oleh seluruh ulama. Sebagian ulama ada yang tidak setuju dengan anggapan tersebut, sebab menganggap bahwa setiap surat di Al Quran tentu memiliki keistimewaan.
Beberapa tokoh yang berpendapat demikian adalah Ibnu Abdil Bar (w. 463 H), Abul Hasan Al-Asy’ari (w. 324 H), al-Qadi Abu Bakar (w. 402 H), Ibnu Hibban (w. 354 H) dan sekelompok para fuqaha. Mereka berpendapat bahwa tidak ada keunggulan antara ayat yang satu dengan ayat yang lain juga antara surat yang satu dengan yang lain dalam Alquran. Hal ini sebab semuanya adalah kalam Allah yang Mahakuasa.
Bertolak belakang dengan pendapat tersebut, sebagian ulama salaf dan khalaf berpendapat bahwa memang ada beberapa surat dalam Al Quran yang memiliki keistimewaan. Imam Jalaluddin al-Suyuthi (w.911 H) berkata:
Sebagian ulama seperti Ishaq bin Rahawaih (w. 238 H), Abu Bakar bin al-Arabi (w. 543 H) dan al-Ghazali (w. 505 H) berpendapat adanya keunggulan atau dan keistimewaan dalam ayat atau surat dalam Al-Qur’an. Hal ini melihat pada dhahir teks hadits. Pendapat ini diperkuat oleh ungkapan Imam Al-Qurtubi (w. 671 H) bahwa pendapat ini adalah yang benar (haq). Pernyataan Al-Qurtubi ini didukung oleh sekelompok ulama dan para mutakallimin (Imam Jalaluddin, Al-Itqan fi Ulum Al-Qur’an/4/136).
Di antara surat-surat di Al Quran yang memiliki keistimewaan adalah:
1. Al-Fatihah
Hal ini senada dengan isi dari sebuah hadits:
مَا فِي التَّوْرَاةِ، وَلَا فِي الْإِنْجِيلِ، مِثْلُ أُمِّ الْقُرْآنِ
Dalam hadits di atas dinyatakan bahwa tidak ada dalam kitab Taurat dan juga di kitab Injil seperti Ummul Qur’an (al-Fatihah). Menurut Ibnu Hibban (w. 354 H), Allah tidak memberi pahala kepada pembaca kitab Taurat dan juga Injil seperti pahala yang diberikan kepada pembaca Ummul Qur’an (al-Fatihah), sebab Allah mengunggulkan umat ini (Nabi Muhammad) daripada umat yang lain (Ibnu Hibban, Shahih Ibnu Hibban/1/ 54).
2. Al-Ikhlas, Al-Falaq, An-Naas
Dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, dia berkata,
Apabila Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam hendak tidur, beliau akan meniupkan ke telapak tangannya sambil membaca qul huwallahu ahad (surat Al Ikhlas) dan Mu’awidzatain (Surat An Naas dan Al Falaq), kemudian beliau mengusapkan ke wajahnya dan seluruh tubuhnya. Aisyah berkata, “Ketika beliau sakit, beliau menyuruhku melakukan hal itu (sama seperti ketika beliau hendak tidur, -pen).
(HR. Bukhari no. 5748)
3. Al-Kahfi
Keistimewaan membaca surat ini disabdakan Nabi Muhammad SAW dalam sebuah hadis dari Ibnu Umar RA,
Barang siapa yang membaca Surah Al-Kahfi pada hari Jumat, maka akan memancar cahaya dari bawah kakinya sampai ke langit, akan meneranginya kelak pada hari kiamat dan diampuni dosanya antara dua Jumat.
(HR. Abu Bakr bin Mardawaih)
4. Al-Mulk
Keistimewaan surah ini seperti yang diriwayatkan dari Abdullah bin Mas’ud, ia berkata,
Barang siapa membaca ‘Tabarokalladzi bi yadihil mulk’ (Surah Al-Mulk) setiap malam, maka Allah akan menghalanginya dari siksa kubur. Kami di masa Rasulullah saw menamakan surah tersebut ‘Al-Mani’ah’ (penghalang dari siksa kubur). Dia adalah salah satu surah di dalam Kitabullah. Barang siapa membacanya setiap malam, maka ia telah memperbanyak dan telah berbuat kebaikan.
(HR. An-Nasai)