Melihat judulnya saja, ada diksi “hack” yang mungkin untuk sebagian orang menyeramkan karena seolah-olah itu adalah aktivitas yang merugikan atau serangan digital. Jika kamu masih terpikir seperti itu, sebaiknya kamu membaca dulu artikel tentang perbedaan hacker dan cracker supaya tidak salah persepsi. Singkatnya, hacker tidak mempunyai tendensi untuk merugikan, pun bisa dilakukan, hacker lebih berfokus melakukan aktivitasnya untuk peningkatan keamanan.
Lalu bagaimana dengan ethical hacking? Secara istilah, ada kata “ethical” yang artinya beretika, bagaimana itu melakukan prinsip hacking dan mempraktikkannya secara beretika? Memang ada? Jawabannya “ada”. Di balik semua ancaman digital yang menyerang individu atau perusahaan, ada sekelompok profesional yang berusaha melindungi sistem dan data dari serangan tersebut. Mereka dikenal sebagai ethical hackers. Meskipun istilah ini mungkin terdengar kontradiktif, ethical hacking memiliki peran penting dalam menjaga keamanan dunia maya.
Apa Itu Ethical Hacking?
Ethical hacking adalah praktik yang secara sadar denga skenario tertentu untuk menguji dan mengevaluasi keamanan sistem komputer, jaringan, atau aplikasi dengan cara yang sah dan beretika. Para ethical hacker, yang sering disebut sebagai “white hat hackers” memiliki izin untuk melakukan pengujian ini dengan tujuan mengeksplorasi, menemukan dan memperbaiki kerentanan atau system bug sebelum dapat dieksploitasi oleh peretas jahat. Apa yang dilakukan white hat hackers menggunakan teknik yang sama dengan peretas jahat atau dikenla dengan crackers, tapi dengan niat yang berbeda yaitu untuk melindungi, bukan merusak.
Prinsip dasar dari ethical hacking adalah transparansi dan izin. Ethical hackers selalu mendapatkan izin dari pemilik sistem sebelum melakukan pengujian. Ini berbeda dengan peretas jahat yang melanggar hukum dan etika dengan mengakses sistem tanpa izin. Dengan pendekatan yang beretika, ethical hackers membantu organisasi untuk memahami risiko yang mereka hadapi dan memberikan solusi untuk mengurangi ancaman tersebut. Dari sisi perusahaan atau organisasi yang berkolaborasi dengan ethical hackers justru menyambut dengan baik, sederhananya adalah seperti ada orang yang datang dengan etika baik ingin membantu sistem kita dari sisi yang mungkin tidak kita duga.
Prinsip-Prinsip Ethical Hacking
Ada beberapa prinsip yang menjadi dasar praktik ethical hacking. Berikut adalah beberapa di antaranya:
- Izin dan Persetujuan
Sebelum melakukan pengujian, ethical hackers harus mendapatkan izin dari pemilik sistem, baik itu dimiliki sebuat perusahaan atau individu. Ini adalah langkah pertama yang penting untuk memastikan bahwa semua tindakan yang diambil adalah sah dan tidak melanggar hukum, dan itulah kenapa dinamakan “ethical” atau beretika. - Transparansi
Ethical hackers harus bersikap transparan tentang metode dan teknik yang mereka gunakan. Ini membantu membangun kepercayaan antara ethical hacker dan pemilik sistem tentang bagaimana proses pengetesan akan dilakukan. - Tanggung Jawab dan Laporan
Ethical hackers memiliki tanggung jawab untuk melaporkan temuan mereka kepada pemilik sistem. Mereka harus memberikan rekomendasi yang jelas dan dapat ditindaklanjuti untuk memperbaiki celah atau system bugs yang ditemukan. - Kerahasiaan
Ethical hackers harus menjaga kerahasiaan informasi yang mereka akses selama pengujian. Ini termasuk tidak membagikan data sensitif kepada pihak ketiga tanpa izin. - Kepatuhan terhadap Hukum
Ethical hackers harus selalu mematuhi hukum dan peraturan yang berlaku. Mereka tidak boleh melakukan tindakan yang dapat merugikan individu atau organisasi lain.
Teknik dalam Ethical Hacking
Ethical hacking melibatkan berbagai teknik dan tools untuk mengidentifikasi celah dalam sistem. Beberapa teknik yang umum digunakan antara lain:
- Pengujian Penetrasi (Penetration Testing)
Ini adalah metode yang paling lazim dilakukan di mana ethical hackers mencoba untuk mengeksploitasi kerentanan dalam sistem untuk melihat seberapa jauh mereka dapat masuk. Tujuannya adalah untuk menemukan titik lemah sebelum peretas jahat melakukannya. Di beberapa aplikasi dengan skala nasional atau lebih tinggi, penetration testing sudah dimasukkan sebagai standar proses pengembangan aplikasinya. - Pemindaian Kerentanan (Vulnerability Scanning)
Ethical hackers menggunakan alat scan untuk mengidentifikasi celah yang ada dalam sistem. Ini membantu mereka untuk menemukan masalah sebelum dapat dieksploitasi. Walaupun menggunakan tools, tetap dilakukannya berdasarkan skenario yang sudah dibuat. - Analisis Keamanan Jaringan
Teknik ini berfokus dan melibatkan pemeriksaan infrastruktur jaringan untuk menemukan celah keamanan secara jaringan komunikasi sistem. Ethical hackers menganalisis konfigurasi jaringan dan perangkat untuk memastikan bahwa semuanya aman dan managable. - Social Engineering
Teknik ini biasa digunakan dalam fungsinya mencoba mendapatkan informasi sensitif dengan memanipulasi orang. Bukan mencari celah dari sistem secara langsung, tapi mengetes secara random pengguna sistem menggunakan skenario yang berpura-pura menjadi orang lain untuk mendapatkan akses ke data yang seharusnya tidak mereka miliki.
Jika ada yang bertanya “ethical hacker itu seorang programmer?”, jawabannya bisa iya dan bisa tidak, tapi yang jelas secara pekerjaan dan job desc berbeda. Tapi ketika seorang ethical hacker mempunyai background sebagai programmer, jelas itu menjadi unfair advantage. Nah, sampai sini kita tahu bahwa inilah dunia yang awam jarang ketahui. Ada pasukan digital yang secara sistematis mengikuti prinsip, teknik, dan administrasi yang jelas berjuang membantu organisasi untuk memperkuat pertahanan mereka dan melindungi data penting. Kamu tertarik suatu saat berkari menjadi ethical hacker atau white-hat hacker?