Di artikel tentang konten, disinggung tentang blog yang mana jika sekarang pembuat konten disebut content creator, maka blogger (sebuatan untuk orang memiliki dan menulis di blog) juga disebut content creator. Apa saja yang perlu diperhatikan ketika membuat dan mengelola blog? Baca artikel ini sampai akhir.

Supaya tidak rancu dan membingungkan, jika kamu belum tahu tentang blog. Blog bentuknya adalah website: mempunyai domain sebagai alamat akses, diakses melalui browser (di perangkat mana saja), dan isinya berupa artikel, persis seperti apa yang kamu sedang baca sekarang. Itulah kenapa “blog” menjadi istilah yang umum, ketika membuat website perusahaan, biasa yang ditanyakan “di website perlu ada blog?” itu berarti “apakah di website perlu ada fitur atau halaman yang memuat artikel?”. Sekarang kita kupas bagaimana memulai membuat blog.

Tahap 1 – Persiapan

Setiap blog tentu mempunyai karakter tersendiri, jangan sampai asal menulis artikel, tapi tidak mempunyai karakter atau ciri khas. Jangan sampai audience datang ke blogmu hanya karena nyasar atau efek viral saja. Kamu perlu menjawab beberapa pertanyaan berikut:

  • Siapa target pembacamu?
  • Apa topik utama artikelmu?
  • Apa content pillar dari artikelmu?

Tahap 2 – Mengembangkan Blog

Dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan di tahap persiapan, kamu akan mendapatkan gambaran bagaimana tampilan, bentuk, warna, font, bahasa yang digunakan, dan seterusnya yang sifatnya lebih visual dan personal tentang blog kamu.

Tentu bebeda tampilan blog dengan tema bisnis properti dengan tema parenting untuk anak balita. Penggunaan warna, pemilihan font, dan elemen visual lainnya jelas berbeda bukan?

Checklist pengembangan blog sebagai berikut:

  • Pemilihan domain dan hosting
  • Pemilihan platform
  • Membuat sitemap
  • Mengembangkan blog sesuai sitemap

Tahap 3 – Merilis Blog

Layaknya merilis sebuah produk atau layanan baru, kita jangan asal merilis tanpa ada ekspektasi apa-apa. Kita harus mempersiapkan dengan matang. Ingat, kita tidak ingin hanya dikenal di awal tapi juga seterusnya, kita ingin konten kita dikonsumsi secara berkelanjutan dan masif supaya kebermanfaatannya juga berkelanjutan.

Ketika blog siap dirilis, kita harus mempersiapkan beberapa hal, antara lain:

  • Akun social media. Ini merupakan cross platform, karena audience ingin berinteraksi dengan kita tidak hanya di blog saja, tapi juga ingin berinteraksi dengan social media kita. Pilih channel atau paltform social media yang tepat.
  • Video intro. Akan semakin dramatik ketika kamu sebagai blog owner membuat video singkat yang memperkenalkan tentang blogmu, tujuan dan kebermanfaatanmu supaya target market bisa mendapatkan first impression yang bagus.
  • Kontak. Jika sudah semakin dikenal, tentu banyak yang ingin bekerja sama bukan? Pastikan tersedia kontak yang accessible.

Tahap 4 (dan seterusnya) – Mengelola Blog

Jika sudah dirilis, apa yang selanjutnya dilakukan? Jelas terus menulis, terus mengisi konten blog dengan artikel yang menarik. Walaupun kegiatannya disebut “menulis” artikel, tapi bukan berarti kontennya full-text. Di blog jaman sekarang, kita bisa melampirkan gambar, menempelkan video, bahkan bisa melampirkan file untuk di-download.

Di tahap ini, konsistensi (quantity dan quality) adalah kunci. Ketika audience sudah tahu keberadaan kita, kita harus senantiasa memberikan konten menarik dan bermanfaat bagi mereka. Perlu diingat, kita masih mempunyai kompetitor, jika kita jarang muncul atau membuat konten yang tidak menarik, pasti target market kita akan beralih. Jadi, siap membuat blog pertamamu?

Pin It on Pinterest

Share This

Share This

Share this post with your friends!