Pernahkah diri bertanya tentang peran yang diambil dalam hidup?

Kita hidup di dunia memiliki banyak peran. Ada peran yang sifatnya diberikan, ada yang yang sifatnya pilihan. Menjadi ayah, anak, dan menjadi hamba adalah peran yang diberikan. Karena kita tidak pernah memilih akan seperti apa anak kita atau akan lahir dari keluarga seperti apa. Termasuk menjadi hamba. Ini adalah peran yang sifatnya diberikan dan begitu mulia. Karena peran yang dihadirkan disertai dengan visi yang jelas dalam Al-Qur’ran dan hadiah terbaik yang dijanjikan jika kita bisa menjalaninya.

Apa visi kita sebagai hamba? Dalam Al-Qur’an sudah jelas, menjadi khalifah, beribadah, dan menebar rahmat bagi semesta alam.

Apa hadiah terbaik yang dijanjikan? Surga yang abadi. Semoga saat menujunya kita tidak hanya sendiri, tapi bersama keluarga yang kita cintai.

Bagaimana dengan peran yang bersifat pilihan? Profesi adalah contohnya. Menjadi pengusaha, karyawan, guru, atau peran profesi lainnya. Pernahkah kita bertanya kenapa memilih peran tersebut?

Bagi Anda yang menjadi guru misalkan. Biasanya dimulai dengan jurusan keguruan di universitas. Walaupun ada juga yang menjadi guru dengan jalur lainnya.

Seseorang yang menjadi guru dengan alasan yang kuat dibandingkan karena keterpaksaan, tentu akan beda caranya memaknai hari demi hari. Guru yang punya strong why akan punya kreativitas dan caranya tersendiri untuk berbuat lebih. Salah satunya adalah menulis. Kenapa menulis? Karena dengan menulis, seseorang bisa menambah peluangnya menuju surga dengan menjadikan karya-karyanya sebagai amalan jariah.

“Wah menarik sekali. Tapi tentang apa saja yang bisa guru tuliskan?”

1. Laporan Wajib

Bagi seorang guru di sekolah formal, ada laporan wajib yang harus diselesaikan. Semacam laporan pengajaran. Isinya bermacam-macam. Bisa berupa kurikulum, penilaian terhadap kelas, atau catatan tambahan lainnya. Baik suka atau tidak suka, guru harus menyelesaikannya. Tidak perlu banyak tips untuk poin ini. Kuncinya, lakukan saja.

2. Refleksi Harian

Mungkin ada sedikit persamaan dengan laporan wajib. Tapi refleksi harian berbeda. Jika laporan wajib memiliki format penulisan tersendiri dan kelak akan menjadi kredit poin, refleksi harian format penulisannya lebih bebas dan tidak bernilai kredit poin berupa angka-angka. Melainkan kepuasan batin bagi penulis.

Guru bisa menuliskan apa pun di refleksi hariannya. Bisa tentang suasana kelas, apa yang dipelajari dari siswa hari ini, ide-ide baru, kegelisahan yang dirasakan, bahkan tulisan random pun tidak masalah. Kumpulan refleksi harian tersebut suatu saat nanti bisa jadi draft buku pribadi loh.

3. Kumpuan Q&A

Melangkah lebih jauh. Guru yang punya visi atas peran yang dipilihnya tidak mau menjalani hari demi hari dengan cara biasa, apalagi terpaksa. Menjalani dengan hati adalah kunci. Terus berkarya adalah spirit baginya untuk memberikan hal yang lebih kepada murid yang dicintainya. Karena dia sadar bahwa muridnya adalah generasi harapan di masa depan.

Seperti judulnya, menulis Q&A adalah kumpulan tanya jawab atas topik tertentu. Isinya bisa berupa hal mainstream yang sering ditanyakan di kelas atau perspektif lain yang ingin diberikan. Contoh pertanyaan bisa sebagai berikut:

  • Apa rumus sederhana dari Hukum Newton I, II, dan III? (pertanyaan mainstream)
  • Apa kaitannya Hukum Newton I, II, dan III dalam kehidupan di dunia nyata? Kenapa pelajaran ini begitu penting bagi saya? (perspektif)

Kumpulan Q&A ini jika dikumpulkan dan dikategorisasikan khusus bisa menjadi draft naskah buku pribadi juga loh. Judulnya mungkin bisa berupa: 100 Q&A tentang Fisika SMA atau 100 Jawaban Kenapa Kamu Harus Belajar Fisika? Kreativitas gurulah yang akan menentukan.

Guru menulis adalah peran yang dipilih dengan sadar. Karena baginya, guru bukan hanya profesi, tapi visi yang kelak akan menjadi tabungan amal di akhirat.

Pin It on Pinterest

Share This

Share This

Share this post with your friends!