Supaya clear, point of view dari artikel ini adalah kita sebagai provider yang membuat konten dalam rangka menjangkau audience kita. Dengan sudut pandang itu, kita juga bisa berempati ketika kita diposisikan sebagai audience yang mengkonsumsi konten dari akun tertentu. Karena memang topik ini: personalized content, sudah menjadi agenda setiap provider dan content creator untuk memastikan konten mereka se-relevant mungkin dengan audience mereka.
Sultinya menjangkau audience yang tepat menjadi pain point sekaligus tantangan tersendiri. Bayangkan menghabiskan ketika kamu berpromosi atau melakukan campaign yang mengharuskan kamu mengeluarkan budget iklan yang besar di media sosial, tetapi hasilnya hanya sedikit orang yang tertarik atau bahkan tidak ada konversi sama sekali. Tantangan terbesarnya adalah menjangkau audience yang benar-benar tertarik dengan produk atau layanan yang kita tawarkan. Jika kita tidak mampu menyajikan konten yang relevan dan menarik, iklan kita akan tersesat di antara jutaan konten lainnya yang membanjiri media sosial setiap hari.
Iklan Konvensional Tidak Lagi Efektif
Tidak bisa dipungkiri, sekarang informasi begitu mudah diakses dan sebagai konsumen era digital kita memiliki pilihan yang hampir tak terbatas. Dampaknya kita harus jadi lebih selektif dalam menyaring konten yang dikonsumsi, tak terkecuali dengan iklan. Iklan generik alias iklan yang umum tanpa menyasar target tertentu mungkin berhasil, jika itu masih dilakukan jelas sudah tidak relevan. Audience menginginkan sesuatu yang lebih, sesuatu yang relevan dengan kebutuhan dan preferensi mereka.
Sebut saja produk-produk yang dijual sekarang, mayoritas produk dengan bahan atau komposisi yang sama tapi target audience-nya dibuat berbeda, karena audience-nya berbeda, komunikasi dan visualnya juga otomatis berbeda. MIsalnya produk sehari-hari seperti pasta gigi, pasta gigi anak dan untuk orang dewasa jelas beda, bahkan pasta gigi orang dewasa yang sensitif dan tidak sensitifpun dibedakan. Tanpa strategi yang tepat, iklan yang beredar yang masiv di social media hanya akan membuang waktu, tenaga, dan biaya dari pemilik produk dan jasa.
Mengapa Personalized Content Menjadi Jawaban?
Di sinilah peran konten yang dirancang khusus untuk target audience tertentu (personalized content) menjadi sangat penting. Personalized content adalah strategi di mana iklan disesuaikan dengan preferensi, kebiasaan, dan perilaku masing-masing individu. Dengan menggunakan data seperti riwayat pencarian, interaksi di social media, dan pola belanja, kita sebagai provider bisa menciptakan iklan yang lebih relevan dan menarik bagi setiap segmen audience.
Generasi milenial kini sebagai salah satu target audience terbesar di social media, generasi yang dikenal sangat menghargai personalisasi. Milenials lebih cenderung merespons positif terhadap iklan yang terasa “dekat” dan relevan dengan kehidupan mereka. Dengan menggunakan personalized content, kita tidak hanya meningkatkan kemungkinan konversi, tetapi juga membangun hubungan yang lebih baik dengan audience kita. Kamu yang ditawarkan produk seumuranmu yang mana generasi milenial, tentu tidak akan relevan jika menggunakan bahasa formal, kaku, dengan musik country atau jazz.
Bagaimana Menerapkan Personalized Content dalam Iklan?
- Segmentasi yang Tepat
Pahami audience dengan baik, sedetil-detilnya. Lakukan segmentasi berdasarkan demografi, minat, dan perilaku online mereka. Dengan begitu, kita dapat menyusun pesan yang lebih spesifik dan relevan untuk setiap segmen. Sebagai contoh pasta gigi anak, definisikan anak umur berapa, tinggal di daerah mana, umur atau kelas berapa, apakah untuk jenis kelamin tertentu, preferensi bahasa, dan seterusnya.
- Gunakan Data dengan Bijak
Data adalah bahan baku utama dalam menciptakan personalized content. Gunakan data yang kamu miliki untuk mengenali pola dan preferensi audience. Namun, penting untuk selalu menjaga privasi dan keamanan data konsumen agar tetap mendapatkan kepercayaan mereka. Misalnya lagi untuk produk pasta gigi anak, dari data yahg ada, target audience mempunyai idola siapa atau sering menonton apa? Data itu bisa digunakan sebagai referensi komunikasi visual di iklan.
- Uji Coba dan Optimasi
Jangan ragu untuk melakukan A/B testing pada iklan. Coba berbagai varian konten untuk melihat mana yang paling efektif dalam menarik perhatian dan menghasilkan konversi. Terus lakukan optimasi berdasarkan hasil pengujian untuk mendapatkan hasil yang lebih baik di masa mendatang. Tidak ada formula pasti, yang ada formula yang pas alias relevan. Bisa jadi untuk jaman sekarang dalam beriklan menggunakan konten dan publikasi di platform TikTok akan menghasilkan konversi terbesar, tahun berikutnya belum tentu formula yang sama jika digunakan lagi akan dijamin menghasilkan konversi yang sama.
Tidak ada waktu yang lebih tepat untuk beralih ke strategi iklan dengan personalized content selain sekarang. Cukup pilih platform yang mana, platform tersebut sudah mempunyai data yang bisa kita uji coba dengan variasi data sesuka hati kita. Dan berbicara tentang beriklan, ini tidak serta harus berupa produk yang biasa dijual di marketplace, lebih dari itu kamu juga bisa mempromosikan dirimu alias personal branding dengan call to action ke personal blog atau portofolio kamu. Semua dimungkinkan dan kuncinya adalah pemahaman terhadap audience. Mulailah dari memahami audience lebih baik, gunakan data dengan cerdas, dan lihat bagaimana personalized content dapat pencapaian kamu ke level yang lebih tinggi.