Pendidikan merupakan bidang yang dikenal manusia sejak lahir. Sebagai pendidik pertama dan utama, orang tua memiliki tanggung jawab besar dalam menjamin pendidikan anak sejak dini. Yang dimaksud pendidikan bukan hanya pendidikan fomal di sekolah, tetapi juga pendidikan karakter dan spiritual. Untuk dapat menumbuhkan jiwa religius dan meningkatkan spiritualitas kepada anak, yang paling utama dikenalkan kepada anak adalah Tuhannya, yaitu Allah. Dari sudut pandang sifatnya, Allah adalah Dzat yang Maha segalanya. Maha melihat, mendengar, dan mengetahui. Namun secara kasat mata, kita sebagai makhlukNya bahkan tidak dapat melihat wujud dan mendengar suaranya secara langsung. Perlu ada ketaqwaan dan keimanan untuk dapat merasakan kehadiran Allah dalam tiap akivitas kita. Namun, bagaimana menjelaskan hal-hal tersebut kepada anak?
Sebelum lebih jauh berpikir tentang cara mengenalkan Allah pada anak, kita perlu sadar terlebih dahulu bahwa lingkungan dan “sekolah” pertama bagi anak adalah rumah dan keluarga. Semua hal yang ada di hidupnya tentu berawal dari keduanya, sehingga tantangan pertama yang wajib diperhatikan adalah membangun lingkungan rumah yang sehat. Sehat yang dimaksud bukan hanya sehat untuk fisik, tetapi juga sehat bagi nurani dan keimanan. Bila perlu, orang tua dapat mencoba untuk membuat rencana tentang aktivitas-aktivitas yang dapat menunjang agar anak lebih mengenal Islam lewat lingan sekitar. Aktivitas yang dapat dilakukan misalnya bercocok tanam sambil mengenalkan bahwa tanaman juga salah satu makhluk yang diciptakan Allah, hingga mengenalkan manfaatnya agar anak mulai mengerti betapa Maha Besar Allah.
Jika orang tua telah memulai untuk menciptakan lingkungan dan suasana religius di rumah, selanjutnya orang tua dapat memberi contoh dan mengajak anak setiap pelaksanaan ibadah. Ibadah merupakan salah satu identitas muslim, sehingga anak perlu dikenalkan, diberi contoh, dan diajak untuk melakukannya bersama. Misalnya dalam pelaksanaan salat, orang tua perlu mencoba untuk terus mengajak anak melaksanakan salat berjamaah di masjid. Selain mengenalkan salat sebagai sarana ‘berkomunikasi’ kepada Sang Pencipta, kita juga dapat mengenalkan masjid sebagai rumah Allah.
Setelah ranah ibadah dikenalkan kepada anak sebagai sarana pengenalan terhadap Allah, selanjutnya kita perlu mengenalkan bahwa Allah menciptakan manusia untuk menjadi makhluk yang taat dan betaqwa, juga berperilaku baik. Dalam hal ini anak perlu tahu bahwa semua kegiatan non ibadah dapat bernilai ibadah jika dikerjakan dengan niat dan cara yang baik. Aktivitas kita dapat menjadi pahala asal kita melakukannya karena Allah, sehingga anak kian lama kian sadar bahwa sebagai makhluk manusia akan terus ketergantungan dan memiliki keterikatan kepada Allah.
Nilai-nilai ketuhanan dalam Islam adalah dasar hidup mendasar tetapi sangat kompleks. Anak perlu mengenal perlahan-lahan sejak belia sehingga makin dewasa ia tidak akan goyah ketika melihat banyak hal tidak baik di sekitarnya.