Selalu ada website baru yang jadi langganan kita kunjungi. Website masih jadi medium resmi yang jadi checklist wajib apapun skalanya dan apapun tipe entitasnya. Mulai dari perusahaan multinasional sampai umkm atau usaha rintisan. Mulai dari organisasi dengan banyak anggota sampai yang sifatnya individu untuk personal branding. Bahkan untuk perusahaan yang menjual produk digital seperti aplikasipun juga tetap membutuhkan website, contoh saja aplikasi WhatsApp, walaupun penggunanya mengakses via aplikasi dari AppStore atau Google Play, WhatsApp masih mempunyai website.
Website seperti identifier untuk setiap entitas. Website seperti menjadi identitas digital. Jika sebuah usaha atau produk yang ada di sebuah pasar atau mall itu adalah sebagai tenant atau kantor cabangnya, website berdiri sebagai kantor pusatnya. Jika ada apa-apa terjadi di pasar atau mall-nya, kita tidak mempunyai kontrol karena hanya sebagai tenant, tapi jika di kantor pusat, kita punya kontrol penuh. Dan selayaknya sebagai produk teknologi, website juga terus berkembang dari tampilan dan fitur-fiturnya yang terus berevolusi.
Sejarah Singkat Desain Website
Desain website pertama kali muncul pada awal 1990-an, ketika seorang computer scientist Tim Berners-Lee menciptakan World Wide Web. Website pertama yang pernah ada sangat sederhana, hanya terdiri dari teks dan beberapa link. Tidak ada gambar, warna, atau elemen interaktif. Seiring berjalannya waktu, desain website mulai berkembang.
Pada tahun 1995, munculnya HTML (HyperText Markup Language) dan CSS (Cascading Style Sheets) yang memungkinkan desainer dan fonrt-end developer untuk menambahkan elemen visual ke dalam website. Website mulai terlihat lebih menarik dengan penggunaan gambar dan warna, meskipun masih terbatas.
Pada tahun 2000-an, desain website mulai memasuki era baru dengan munculnya Flash yang dibuat oleh Adobe. Teknologi ini memungkinkan desainer untuk membuat animasi dan interaksi yang lebih kompleks. Namun, penggunaan Flash juga memiliki kelemahan, seperti loading time yang lama karena ukuran yang besar dan ketidakcocokan dengan perangkat mobile, termasuk juga saat itu koneksi internet di Indonesia tidak sebagus sekarang. Akibatnya, pada tahun 2010, banyak desainer mulai beralih ke HTML5 dan CSS3, yang menawarkan lebih banyak fleksibilitas dan kompatibilitas.
Tren Desain Website Saat Ini
Saat ini, desain website telah berkembang pesat. Kita melihat tren seperti desain responsif, yang memungkinkan website untuk menyesuaikan diri dengan berbagai ukuran layar. Secara singkat bisa dilihat di daftar ini beberapa tren desain website 10 tahun ke belakang.
- 2015-2016
Minimalisme dan desain mobile-first dimana fokus pada clean design dan responsif. Sering menggunakan elemen visual baik gambar dan video menjadi background: - 2016-2017
Tipografi yang bold dan penggunaan warna cerah, layout unik dan asimetris. Penggunaan animasi dan micro-interaction ketika click dan hover elemen tertentu. - 2017-2018
Eksperimen lebih jauh dengan menghadirkan pengalaman Imersif penggabungan VR (Virtual Reality) dan AR (Augmented Reality) dengan video 360 derajat dan elemen interaktif. - 2019-2020
Minimalisme dengan white space yang luas, tipografi tebal, dan skema warna yang unik. Mulai banyak penggunaan elemen 3D dan efek scrolling yang Imersif membuat interaksi yang menarik, khususnya ketika menampilkan visualisasi dari sebuah produk. Di periode ini juga mulai dipopulerkan mode gelap alias dark mode. - 2021-2023
Personalisasi berbasis AI yang mana konten dan interaksinya disesuaikan dengan user-behaviour. Elemen 3D dan animasi semakin sering dipakai untuk memvisualisasikan object dan menciptakan pengalaman visual yang lebih nyata. - 2024-sekarang
Glassmorphism yang mengkombinasikan transparansi warna dan object. Object 3D Interaktif hasil dari AI juga lebih sering diadaptasi. Kombinasi teks dan emoji yang biasanya hanya ditemukan di aplikasi chat atau messenger juga digunakan di desain web.
Masa Depan Desain Website
Data dari Statista menunjukkan bahwa lebih dari 50% lalu lintas internet global berasal dari perangkat mobile. Ini menunjukkan betapa pentingnya memiliki desain yang responsif dan ramah pengguna. Dulunya seorang designer dan developer fokus utamanya ke desktop first, sekarang beralih ke mobile-first. Desain ini juga dipengaruhi oleh perkembangan monitor, tidak hanya mendesain untuk pengguna laptop dan smartphone, sekarang juga mendesain untuk pengguna tablet, belum lagi smartphone yang mempunyai fitur flip atau fold, semakin variatif.
Desain website telah mengalami evolusi yang signifikan dari masa ke masa, dan penting bagi kita untuk terus mengikuti perkembangan ini supaya tetap relevan dan mengikuti kiblat teknologi. Jangan menyalah artikan tren ini hanyak FOMO (Fear of Missing Out), tapi secara infrastruktur dan teknologi, ini benar-benar digarap serius. Walaupun jika membahas tentang desain itu sifatnya bisa subyektif, tetap ada sebagian elemen yang tetap bisa diimplementasikan ketika kita membangun website baru atau redesign website yang lama.