Apakah kamu tipikal pengguna gadget yang saat mengisi daya (charging) terlintas “nanti kalau kutinggal, baterenya kepenuhan terus rusak ga ya?”. Tenang, sepertinya semua pengguna juga berpikiran hal yang sama, karena memang baterai menjadi salah satu pertimbangan saat membeli gadget, semakin besar, awet, dan canggih, pasti menjadi pilihan utama. Teknologi baterai jaman basic phone merk nokia dengan brand smartphone jaman sekarang yang sudah kompatibel dengan wireless charging jelas berbeda. Mari kita bahas detailnya.

Lithium-Ion (Li-Ion)

Untuk kamu yang pernah menggunakan ponsel rilisan Nokia pasti tidak asing karena sering membeli baterai tipe Li-ion. Baterai Li-Ion saat ini menjadi teknologi baterai paling umum yang digunakan di smartphone. Baterai Li-Ion menawarkan daya tahan yang lebih lama dan lebih ringan dibandingkan dengan versi lama seperti Ni-Cd dan Ni-MH. Jenis baterai ini masih dipakai karena durabilitasnya dan keunggulannya yang konsisten menjaga kapasitas baterai.

Fast Charging

Disadari atau tidak, janji sebuah brand yang mencantumkan statement seperti “charge selama 10 menit untuk kapasitas 50% baterai” sebenarnya adalah bahasa marketing mereka untuk memberitahukan fungsi fast charging. Fast charging adalah teknologi yang memungkinkan pengisian daya smartphone dengan lebih cepat dibandingkan dengan charger biasa. Teknologi ini dapat mengisi daya smartphone hingga 50% dalam waktu yang sangat singkat, bahkan hanya dalam waktu 30 menit. Beberapa brand bahkan mem-branding teknologi fast charging mereka seperti Dash Charge dari OnePlus atau SuperVOOC dari OPPO.

Wireless Charging

Jika fast charging adalah fitur sebuah charger, wireless charging lebih ke periferal sebuah charger yang memungkinkan pengisian daya smartphone tanpa menggunakan kabel. Perlu diingat bahwa ini wireless, bukan touchless. Pengisian daya dilakukan melalui sinyal elektromagnetik yang dihasilkan oleh charger wireless dan diterima oleh gadget kita: smartphone, smartwatch, smartband, dan lainnya. Saat ini, teknologi wireless charging yang paling umum digunakan adalah Qi, yang didukung oleh sejumlah besar produsen smartphone. Untuk brand Apple bahkan mem-branding teknologi wireless charging mereka dengan nama magsafe.

USB Type-C

Model port USB tipe ini mulai populaer sejak tahun 2015 (8 tahun lalu). USB Type-C sudah menjadi standar baru port USB, dari smartphone sampai laptop. USB Type-C menggunakan teknologi konektor yang saat ini banyak digunakan pada smartphone. Konektor Type-C lebih cepat dan lebih aman dibandingkan dengan teknologi USB sebelumnya. Dengan menggunakan port model ini jelas membuat ukuran dan berat sebuah charger lebih ringkas, khususnya untuk perangkat besar seperti laptop.

Battery Management System

Battery Management System (BMS) adalah teknologi yang memonitor dan mengelola kesehatan baterai smartphone. Setiap brand memiliki fitur yang disematkan di bagian pengaturan. Bahasa kerennya adalah “pengaturan battery health”, karena memang ini jadi indikator yang menunjukkan performa baterai. Teknologi ini membantu menjaga baterai smartphone tetap sehat dengan membatasi pengisian daya, menghindari pengisian daya yang berlebihan, dan mengatur suhu baterai. Baterai lebih aman dengan monitor real-time dari BMS.

Teknologi baterai dan charger ke depannya pasti semakin melimpah. Kebutuhan akan mobilitas gadget smartphone dan laptop akan menjadi kebutuhan mandatory untuk pengguna memutuskan membeli sebuah gadget. Sebagai pengguna smartphone, kita harus memperhatikan dan memilih teknologi yang paling sesuai dengan kebutuhan kita untuk menjaga kinerja dan umur panjang smartphone.

Pin It on Pinterest

Share This

Share This

Share this post with your friends!