Sebelumnya kita sudah membedah tentang Adobe Express yang menjadi kompetitor Canva. Yang paling baru lagi ada Microsoft Designer, Canva-nya Microsoft yang baru dirilis Oktober 2022, belum genap 1 tahun jika dibanding Canva yang sudah berumur 10 tahun sejak dirilis pad 2013. Apa lagi gebrakan dari Microsoft yang secara branding lebih dikenal dengan jagonya aplikasi office atau perkantoran, sekarang meramaikan aplikasi design on-demand.

AI First

Secara pengalaman penggunaan, Microsoft Designer dibanding dengan Canva, ada perbedaan yang mencolok. Di sini, di awal penggunaan aplikasi, pengguna langsung diarahkan untuk mengisi sebuah text-area berisi apa yang ingin dibuat. Narasi yang kita input akan dideteksi keyword-nya oleh AI dari Microsoft Designer, kemudian menampilkan opsi desain. SIsanya tinggal kita sesuaikan ukurannya (square, landscape, portrait) dan modifikasi. Sepertinya memudahkan, tapi untuk pengguna yang masih awam bahkan bingung mau membuat apa, akan perlu waktu untuk beradaptasi untuk hal ini.

Template

Untuk kamu yang lebih memilih bereksplorasi daripada mengandalkan AI, itu bisa dilakukan di Microsoft designer. Kamu bisa skip tampilan AI di awal, dan memulai dengan blank canvas. Ada banyak template gratis, high quality, tersedia untuk berbada ukuran dan editable.

Visual Assets

Di aplikasi ini disediakan banyak resources mulai dari foto, graphics, video, atau jika bingung, ada tab “Generate” yang lagi-lagi memanfaatkan Artificial Intelligence (AI) untuk menyediakan asset visual sesuai kebutuhan kita. Jika kamu punya koleksi pribadi di cloud storage, kamu juga menghubungkannya. Bisa juga langsung direct upload dari laptop/PC/smartphone.

Typography

Untuk kamu yang doyan dengan font estetik tapi bingung memilah dan memilih font sekaligus menggunakan warna apa, di Microsoft Designer ada tab “Text” yang membantumu mencapai ekspektasi itu. Ada banyak opsi font style yang siap pakai, tinggal pilih, tinggal edit.

Export Design

Fitur kecil tapi sangat membantu lainnya adalah export atau download design, tapi langsung dari smartphone. Ini sangat membantu kita ketika mendesain di laptop atau PC, kemudian ingin dikirimkan ke smartphone. Versi tradisionalnya, export/download dari PC, kemudian dikirim ke smartphone. Dengan fitur “Send to Phone, Microsoft Designer menampilkan QR code yang jika di-scan akan mengarah ke sebuah halaman web untuk men-download desainnya, tanpa login.

Content Publishing

Sepertinya Microsoft tahu belum apa alur seorang content creator dari ide sampai publikasi. Di rilisan awal aplikasi ini, Microsoft sengaja menambahkan fitur interkoneksi dengan beberapa media sosial: LinkedIn, Instagram, dan Facebook yang akan membantu pengguna untuk mempublikasikan desain dari aplikasi ini langsung ke beberapa media sosial sekaligus.

Pin It on Pinterest

Share This

Share This

Share this post with your friends!