Sudah bertahun-tahun kita yang terbiasa melakukan online shopping baik di e-commerce maupun di marketplace. Sudah hafal betul bagaimana proses mencari barang, memfilter toko dan produk terpercaya, menghubungi seller, sampai melakukan pembayaran dan pemilihan metode pengiriman. Semua dilakukan di platform statis, dimana visual yang kita dapat hanyalah wujud dari produk beserta deskripsinya.
Memang sempat ada TV commerce dimana ada program promosi produk yang ditayangkan di televisi, lalu pemirsa bisa melakukan pemesanan lewat telepon. Tapi itu dulu, masih terbatas, siapa sangka sekarang dari mengkonsumsi konten di social media, ujungnya jika kita tertarik kita bisa melakukan pembelian, langsung di social media itu juga. Di sini yang dimaksud dengan social media commerce atau biasa disebut “s-commerce” adalah e-commerce yang terjadi di platform social media, yang sekarang paling sering kita jumpai itu hadir di TikTok dan Instagram.
Target Audience Spesifik
Dibandingkan dengan marketplace dan e-commerce, s-commerce memungkinkan sebuah brand untuk menjangkau target audience yang lebih spesifik melalui analisis data user dari spcial media yang digunakan. Ujungnya, brand bisa melakukan marketing campaign yang lebih efektif dan memastikan bahwa produk mereka diiklankan kepada orang yang tepat.
Interaksi dengan Konsumen
Layaknya social media, melalui s-commerce brand dapat berinteraksi secara langsung dengan konsumen dan membangun hubungan yang lebih personal dengan mereka. Contohnya saat live di TikTok atau biasa disebu live shopping untuk brand baju misalnya, kemudian customer-mu menanyakan ketersediaan warna dan kamu bisa langsung merespon di live shopping tersebut. Hal ini dapat membantu si brand untuk memperoleh kepercayaan konsumen dan membangun loyalitas brand yang kuat.
Biaya Operasional Rendah
S-commerce dapat mengurangi biaya operasional, karena merek tidak perlu membayar biaya sewa toko fisik atau biaya iklan yang mahal. Selain itu, s-commerce memungkinkan brand untuk menjangkau audiens yang lebih luas dengan biaya yang lebih rendah dibandingkan dengan media tradisional seperti TV, radio, dan cetak. Kapan lagi ada kesempatan menarik seperti ini. Ada kalanya customer lebih percaya ketika si brand membawakannya dengan apa adanya, karena di s-commerce memang lebih banyak UKM atau brand kecil dan baru yang sering memanfaatkannya.
Campain Marketing Lebih Kreatif
S-commerce memungkinkan brand untuk membuat marketing campaign yang lebih kreatif dan inovatif, seperti menggunakan video, foto, dan fitur interaktif di social media. Semudah itu dan sesederhana itu, semua bisa dilakukan dari smartphone dan tanpa aplikasi tambahan, semua sudah disediakan di social media. Kuncinya bisa mengoperasikan soclal media. Marketing campaign yang kreatif bisa membedakan diri dari brand lain dan menarik perhatian konsumen dengan cara yang lebih menarik dan memikat.
Meskipun s-commerce memiliki keunggulan-keunggulan ini, namun tidak semua brand atau jenis produk cocok menggunakan s-commerce sebagai saluran penjualan. Ada beberapa jenis produk atau brand yang lebih cocok menggunakan marketplace atau e-commerce tradisional. Namun, s-commerce tetap merupakan pilihan yang menarik bagi banyak merek yang ingin memperoleh keuntungan dari kepopuleran social media dan strategi pemasaran digital yang lebih inovatif, karena faktanya (menurut Sprout Social), 57% user social media lebih cenderung membeli produk dari brand yang mereka ikuti di social media tersebut.