Kamu pengguna windows sejak kecil atau bahkan belum pernah beralih dari sistem operasi Windows, pasti sudah tida asing dengan browser bernama Internet Explorer. Secara nama saja sudah mencerminkan awal dari kejayaan internet, “internet” dan “explorer”, nama yang menggambarkan betapa aplikasi web browser ini menjadi alat utama berselancar di internet. Tapi mengapa bisa sampai aplikasi besutan raksasa Microsoft ini bisa tumbang setelah 28 tahun berjaya?
Versi 1
Ada banyak versi, ada yang mengatakan rilis pertama di 1994 (28 tahun lalu), ada juga yang di 1993 (29 tahun lalu). Yang jelas, browser ini sudah termasuk dewasa walaupun ada beberapa browser yang lebih tua lagi umurnya. Pertama dikembangkan oleh Thomas Reardon, browser ini bukan dikembangkan murni di bawah bendera Microsoft, melainkan Spyglass Inc.
Semakin Berkembang Menjangkau Tidak Hanya Pengguna Windows
Jika aplikasi selalu ada versinya setiap upgrade, itu juga dilakukan browser ini. Di akhir perjuangannya, Internet Explorer sudah sampai di versi 11, dan versi 11 bisa dibilang versi dengan jangka waktu terlalu yaitu 9 tahun (2013-2022). Internet Explorer di versi 2 (April 1996) bahkan sudah merilis versi Mac supaya bisa menjangkau lebih banyak pengguna. Bahkan pada Februari 2014 Microsoft juga meluncurkan Internet Explorer Mobile.
Bertahan Dari Gempuran Browser Lainnya
Semenjak bermunculan browser lain yang populer seperti Google Chrome, Mozilla Firefox, Opera, dan lainnya, Internet Explorer bagi pengguna Windows hanya dijadikan batu loncatan untuk sekedar men-download browser lain, setelahnya tidak digunakan lagi. Sebenarnya ada banyak improvement dari browser ini, tapi tetap saja tidak cukup kuat untuk membendung masifnya update berkala dan penambahan fitur dari browser lainnya.
Finish di Usia 28 tahun, di 2022
Di usianya yang mencapai 28 tahun, pada 15 Juni 2022 secara resmi sudah tidak dikembangkan dan digunakan lagi. Internet Explorer sebagai browser kenamaan Microsoft sering dijadikan bulan-bulanan karena reputasinya yang kurang baik. Tapi jasanya membuat kita mengenal teknologi-teknologi yang sampai sekarang masih digunakan seperti: cookies, SSL (Secure Sockets Layer)) protocols, automatic Tab-Crash Recovery, dan masih banyak lagi.
Berdasarkan data yang dihimpun oleh wearesocial.com untuk pasar Indonesia per Februari 2022, memang nama Internet Explorer sudah minim atau hampir tidak diperhitungkan dalam data statistiknya. Top 3 browser yang digunakan warga indonesia adalah Google Chrome (81,9%), Safari (6,09%), dan Firefox (3,87%). Tapi jangan khawatir para fanatik WIndows, kalian masih mempunyai browser Microsoft Edge yang merupakan besutan Microsoft, berada di urutan ke-4 browser yang digemari warga Indonesia (2,20%). Kamu lebih sering menggunakan browser apa?