Dalam sebuah project aplikasi, mungkin kamu bergumam “siapa ya pemimpinnya?”. Jelas bukan CEO, itu adalah pucuk pimpinan sebuah perusahaan, beda hal dengan project pengembangan aplikasi. Sebagian pasti tahu nama role yang menjadi pengarah tim pengembangan aplikasi adalah project manager. Lantas kini populer yang namanya Scrum Master, apa bedanya?
Ketidakjelasan role atau peran membuat kebingungan. Apakah kamu sering mendengar istilah Project Manager dan Scrum Master dalam sebuah artikel berbau IT atau percakapan di social media, tetapi masih bingung tentang perbedaan antara keduanya? Jika iya, kamu tidak sendirian. Banyak orang, terutama generasi milenial terutama yang baru tercebur di dunia IT merasa kesulitan membedakan peran dan tanggung jawab dari dua posisi ini.
Apa Itu Project Manager?
Project Manager adalah seseorang yang bertanggung jawab untuk merencanakan, melaksanakan, dan memastikan sebuah project, konteksnya di artikel ini adalah pengembangan aplikasi. Mereka bekerja dengan berbagai pemangku kepentingan untuk memastikan proyek berjalan sesuai dengan anggaran, waktu, dan kualitas yang telah ditentukan.
- Tugas Utama: membuat rencana proyek, mengelola sumber daya, mengidentifikasi risiko, dan memastikan semua anggota tim bekerja sesuai dengan rencana.
- Keterampilan yang Dibutuhkan: komunikasi yang baik, kemampuan manajemen waktu, dan keterampilan kepemimpinan yang kuat.
- Peran dalam Organisasi: menjadi penghubung antara manajemen dan tim proyek, memastikan bahwa visi dan tujuan organisasi tercapai melalui proyek yang sedang dikerjakan.
Apa Itu Scrum Master?
Scrum Master adalah fasilitator dalam tim yang menggunakan metodologi Scrum, yang merupakan salah satu metode Agile. Mereka membantu tim untuk memahami dan menjalankan prinsip-prinsip Scrum dengan baik.
- Tugas Utama: memastikan tim Scrum bekerja dengan baik, menghilangkan hambatan yang mengganggu proses kerja, dan memfasilitasi pertemuan-pertemuan Scrum seperti sprint planning, daily stand-ups, dan sprint reviews.
- Keterampilan yang Dibutuhkan: komunikasi mediasi, pemecahan masalah, dan pemahaman mendalam tentang prinsip-prinsip Agile dan Scrum.
- Peran dalam Organisasi: pengoptimalan proses tim dan membantu tim untuk mencapai peningkatan berkelanjutan dalam cara mereka bekerja.
Meskipun Project Manager dan Scrum Master memiliki tujuan akhir yang sama yaitu kesuksesan proyek, tanggung jawab dan pendekatan mereka berbeda.
- Pendekatan Manajemen Proyek
Project Manager sering kali menggunakan metode pengembangan model waterfall atau metode tradisional yang lebih linear dan terstruktur. Sementara Scrum Master menggunakan pendekatan Agile, yang lebih fleksibel dan iteratif. Inilah yang paling membedakan, jika menggunakan pendekatan agile atau scrum, sudah dipastikan namanya adalah Scrum Master. - Fokus Kerja
Project Manager lebih fokus pada pengelolaan proyek secara keseluruhan, termasuk perencanaan, eksekusi, dan pengawasan. Scrum Master lebih fokus pada proses dan dinamika tim, membantu mereka bekerja lebih efektif dalam kerangka Scrum. Karena metode Scrum lebih fleksibel, tidak melulu harus mulai awal proyek, bisa juga ketika meneruskan atau di tengah-tengah proyek. - Pengelolaan Sumber Daya
Project Manager bertanggung jawab untuk mengelola sumber daya proyek seperti anggaran, waktu, dan tenaga kerja. Scrum Master lebih bertindak sebagai pelatih dan fasilitator bagi tim untuk memastikan mereka memiliki segala yang dibutuhkan untuk sukses. Pekerjaan yang efisien menjadi hal yang utama, itulah kenapa tidak semua orang siap dengan metode Scrum, lebih cocok untuk tim yang sudah berpengalaman, setidaknya pernah menyelesaikan project dengan metode tradisional atau waterfall.
Setelah memahami perbedaan antara Project Manager dan Scrum Master, kamu sudah mempunyai clue apa yang harus dipelajari dan difokuskan. Jika ingin relevan dengan kondisi sekarang, jelas sangat disarankan mempelajari metode Agile karena pengimplementasiannya pada prakteknya tidak terbatas pada proyek pengembangan aplikasi. Tapi jika kamu masih baru di dunia Software Development Life Cycle (SDLC), penting mempelajari metode yang tradisional: waterfall, supaya terasa perbandingannya dengan metode agile: Scrum. Jika kamu masih ragu, silakan coba keduanya. Silakan ikuti course dan workshop atau langsung terjun langsung dalam sebuah proyek dengan memerankan kedua rola di atas dan temukan mana yang paling cocok untuk kamu.