Seberapa penting adanya sebuah website untuk sebuah brand? Jelas penting, sangat penting di jaman serba digital ini. Siapa butuh website? Jelas individu dan entitas yang sudah sadar dan paham mengenai website sebagai value, marketing tools, dan brand identity. Tapi jika ditanya “apakah semua orang bisa membuat website?”, jawaban cepatnya, bisa, jawaban teknisnya, tidak semudah itu karena banyak gabungan ilmu terapan yang digunakan untuk mewujudkan sebuah website. Tapi beda cerita dengan microsite, untuk satu ini, jawaban cepat dan teknisnya adalah semua orang bisa membuatnya. Memang apa bedanya website dibanding microsite?

Website

Sebelum membahas microsite, supaya tidak rancu, lebih baik membahas website lebih dulu. Secara definisi, website adalah kumpulan halaman web terkait yang biasanya membentuk sebuah entitas tunggal. secara konten umumnya mencakup berbagai informasi, fungsi, dan konten yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan umum pengguna. Umumnya website dibuat untuk kebutuhan bisnis, organisasi atau perusahaan (company profile), atau individu (personal branding). Keyword ketika membahas website adalah “kumpulan halaman” yang artinya tidak cuma 1 halaman seperti landing page.

Microsite

Setelah tahu website dan keyword atau ciri khasnya, kini berganti ke Micrsite. Microsite adalah website yang lebih kecil dan terpisah yang biasanya dibuat untuk tujuan khusus atau kampanye tertentu. Microsite sering kali memiliki fokus yang lebih terbatas dan biasanya hanya terdiri dari beberapa halaman. Mereka sering digunakan dalam konteks pemasaran atau promosi. Jika dibanding dengan website yang multifungsi, microsite fokus untuk pemasaran dan penjualan dan umumnya langsung to the point atau hard-selling.

Walaupun sama-sama sebuah website: mempunyai domain dan bisa diakses (mobile dan desktop), ada juga perbedaan keduanya:

  1. Size & Scope

    Website jelas lebih besar dan kompleks: banyak halaman dan fungsi yang mencakup berbagai aspek dan informasi tentang organisasi atau individu. Microsite lebih kecil dan terbatas, fokus pada tujuan atau kampanye pemasaran.

  2. Category

    Website karena lebih general, kategorinya cukup banyak: e-commerce, blog, news portal, company profile dan masih banyak lagi. Microsite merupakan istilah dan categori dari website, fungsi lebih sederhana dan fokus. Umumnya untuk mengarahkan pengguna ke promosi yang spesifik, mengumpulkan data, atau memberikan konten khusus.

  3. Branding

    Website dirancang sangat apik untuk mencerminkan identitas: penggunaan logo, tema warna, dan elemen visual yang konsisten. Microsite karena sangat fokus, tetap menjalankan branding tapi seringnya branding yang terkait dengan kampanye, tujuan atau produk tertentu. Sedangkan branding perusahaannya tidak menjadi yang utama.

  4. Life Span

    Website cenderung memiliki masa hidup yang lebih panjang. Sepanjang apa? Sepanjang sebuah bisnis, identitas, atau individunya eksis: bertahun-tahun dengan pembaruan dan perubahan konten. Terbalik dengan microsite yang memiliki masa hidup yang lebih singkat, ketika kampanye pemasaran selesai, maka microsite biasanya dimatikan atau tidak bisa diakses.

  5. Navigation

    Website memiliki menu dan sub-menu yang membantu pengguna menemukan informasi yang dicari. Sedangkan microsite cenderung memiliki navigasi yang lebih sederhana dan langsung, sering kali terdiri dari beberapa halaman yang dihubungkan satu sama lain.

Berminat dan penasaran ingin mencoba membuat? Berikut beberapa opsi aplikasi yang bisa kamu gunakan, newbie-friendly:

  • Wix

  • WordPress

  • Linktree

  • Carrd

Pin It on Pinterest

Share This

Share This

Share this post with your friends!