Awal tahun 2000-an, penyebutan perangkat genggam yang kita dengar adalah handphone. Semakin bergulir waktu, mulai mengadopsi istilah smartphone yang secara tidak langsung membagi 2 jenis telepon yaitu smartphone dan basic phone.
Basic phone memfasilitasi kebutuhan dasar penggunaan telepon seluler yaitu komunikasi dan komputasi ringan seperti panggilan telepon, SMS, kalkulator, kalender, mencatat, ada kamera juga. Semua yang ada di basic phone tentu ada di smartphone yang perkembangannya baik software dan hardware semakin masif dan modular. Kadang teknologi yang perkembangannya melaju kencang tidak diimbangi dengan literasi, karena tidak semua orang yang mengkonsumsi teknologi adalah orang IT yang setiap hari terpapar dengan update teknologi.
Termasuk yang semakin membuat smartphone berkembang semakin canggih adalah sensornya. Jika mendengar sensor, mungkin yang terpikir hanya sensor magnet atau sidik jari, ya memang itu adalah sensor yang lebih dulu dikenal oleh masyarakat luas. Tapi tahukah kamu ketika kita mencari peta, bermain game, membuka aplikasi, itu juga melibatkan sensor?
Ada banyak sensor yang tertanam di gadget kita, tidak cuma smartphone, di smart TV-pun juga ada sensornya. Umumnya, setiap sensor ini selalu melibatkan hardware dan software, tidak hanya software. Kita bahas satu per satu.
Proximity Sensor
Di basic phone atau smartphone yang di rilis di awal-awal, ketika kamu melakukan atau menerima panggilan, layar yang sedang nyala dan menyentuh pipi kamu pasti membuat random touch alias memencet bagian tertentu di layar tanpa sepengetahuan kita. Nah, dengan adanya proximity sensor yang letaknya biasanya di bagian depan atas smartphone, sensor ini akan mendeteksi obyek yang mendekatinya yang kemudian akan mematikan layar sehingga layar tidak lagi bisa merespon sentuhan apapun.
Accelerometer dan Gyroscope
Dua sensor ini saling melengkapi. Accelerometer berguna untuk mendeteksi orientasi smartphone dan gyroscope menangkap data dari accelerometer untuk melengkapi sensor tersebut dalam hal melacak rotasi atau putaran dari smartphone. Itulah kenapa ketika kamu memutar posisi smartphone, tamplan juga ikut berubah, dari portrait menjadi horizontal dan sebaliknya. Tidak hanya itu, dua sensor ini ketika digabungkan menjadi sangat powerful untuk mendeteksi pergerakan, sangat berguna untuk mendeteksi pergerakan kita ketika menggunakan maps atau menghitung langkah kita di smartwatch.
Digital Compass
Sensor satu ini jelas jadi sensor wajib buat kita. Dengan sensor ini kita bisa mengetahui arah angin dan arah kiblat untuk sholat dimanapun kita berada.
Biometrics
Sensor ini makin digandrungi karena sensor ini lekat sekali dengan sistem keamanan gadget kita. Biometric memberikan tingkat keamanan dengan menangkap dan memvalidasi interaksi manusia seperti mengenali sidik jari, mendeteksi mata dan wajah. Sebagai tambahan, sensor ini juga sering dipakai di gadget smartwatch untuk mendeteksi detak jantung dan SpO2 (kadar oksigen) di tubuh kita. Canggih.
Karena bergantung pada hardware dan software, tanpa koneksi internetpun umumnya sensor akan tetap bisa beroperasi. Umumnya, semakin banyak sensor dalam gadget kita, semakin kaya juga fiturnya, berimbas pada harganya juga. Pastikan jangan salah pilih ya, sesuaikan dengan kebutuhanmu.