Hubungan Android dan iOS seperti kompetisi antara Coca-Cola dengan Pepsi. Kompetisi sehat, unik, saling sindir, dan seolah mengkotak-kotakkan teknologi dan persona penggunanya ini sudah terjadi sejak keduanya dirilis. Kita ketahui baik Android dan iOS pamornya meroket setelah era Nokia dan BlackBerry OS terkena seleksi alam.

Kita tahu ada beberapa tingkatan sebuah smartphone: entry-level, medium, flagship. Android di beberapa tahun rilisan awal, stereotype-nya seakan menjadi basis sistem operasi ponsel untuk kalangan entry level. Karena dibanding dengan iPhone rilisan Apple yang default level untuk setiap rilisannya adalah flagship. Walaupun sekarang rilisan iPhone semakin bervariasi: seri standard, SE, dan Pro, dan di sisi Android juga rentang rilisan dari berbagai merk sangat lebar: mulai sejutaan sampai lebih dari dua puluh juta, tapi tetap saja stereotype smartphone flagship dan entry-level melekat di keduanya. Dari situ, momen menjadi terbalik ketika CEO Instagram memberikan pernyataan bahwa Android lebih baik dari iOS, menanggapi dari tweet dari Marquees Browny, seorang tech reviewer kenamaan asal Amerika.

Supaya obyektif, lebih baik kita melihat beberapa sudut pandang dan argumen yang mungkin dijadikan landasan oleh CEO Instagram untuk menyatakan bahwa Android lebih baik dari iOS, serta mengeksplorasi berbagai aspek teknologi, penggunaan pasar, dan pengembangan aplikasi.

Diversifikasi Gadget Android

Android, dikembangkan oleh Google, dikenal dengan diversifikasi perangkatnya yang luas. Berbeda dengan iOS yang eksklusif untuk perangkat Apple, Android digunakan oleh berbagai merek smartphone di seluruh dunia, dari Samsung, Huawei, Xiaomi, OnePlus, dan brand kenamaan lainnya. Hal ini menciptakan rentang harga yang lebih luas, membuat smartphone berbasis Android lebih terjangkau bagi berbagai kalangan masyarakat. Keterjangkauan dan variasi perangkat ini memungkinkan Instagram untuk menjangkau audiens yang lebih luas, terutama di negara-negara berkembang dimana faktor harga menjadi pertimbangan utama.

Fleksibilitas dan Kustomisasi

Android menawarkan tingkat kustomisasi yang lebih tinggi dibandingkan iOS. Pengguna dapat mengubah tampilan dan nuansa perangkat mereka dengan launcher, ikon, dan widget yang beragam. Fleksibilitas ini tidak hanya memungkinkan pengguna untuk memiliki pengalaman yang lebih personal dengan perangkat mereka tetapi juga memungkinkan pengembang aplikasi seperti Instagram untuk berinovasi dan menawarkan fitur yang lebih kaya dan beragam. Memang benar Apple adalah perangkat yang simple, tapi ada juga pengguna yang mendambakan fleksibilitas dan kustomisasi untuk gadget yang menjadi daily-driver-nya.

Pembangunan dan Peluncuran Aplikasi

Dari perspektif pengembangan, Android menggunakan konsep open source. Itulah mengapa banyak kita jumpai custom ROM: Xiaomi dengan MIUI-nya, Huawei dengan Harmony OS-nya, Oppo dengan ColorOS-nya, dan masih banyak lagi. Ditambah marketplace aplikasi Google Play yang memiliki proses persetujuan aplikasi yang lebih cepat dibandingkan App Store milik Apple, memungkinkan pembaruan dan fitur baru Instagram untuk sampai ke tangan pengguna lebih cepat. Selain itu, Android juga mendukung aplikasi beta yang memudahkan app developer untuk menguji fitur baru sebelum diluncurkan secara resmi.

Dominasi Pasar Global

Jika dijumlahkan semua perangkat Android dari berbagai brand, jelas Android mendominasi pasar smartphone global dengan pangsa pasar yang jauh lebih besar dibandingkan iOS, terutama di negara-negara Asia, Afrika, dan Amerika Selatan. Kepemilikan pasar yang luas ini memberi Instagram akses ke basis pengguna yang sangat besar, meningkatkan potensi pertumbuhan aplikasi di pasar internasional. Ditambah dengan menyasar semua segmen: device murah yang menyasar entry-level, device menangah untuk upgrade-level, dan level flagship untuk yang lebih profesional memanfaat smartphone untuk membuat karya dan produktivitas.

Inovasi dan Teknologi

Bukan hal yang baru melihat perangkat Apple telat atau memang sengaja tidak mengadopsi teknologi terbaru. Justru Android yang sering kali lebih cepat mengadopsi teknologi baru seperti 5G, NFC, port type-C dan layar lipat dibandingkan iOS. Kecepatan adopsi ini memungkinkan aplikasi yang berjalan pada Android, seperti Instagram, untuk memanfaatkan teknologi terbaru dan menawarkan pengalaman yang lebih inovatif kepada penggunanya. Brand yang menggunakan Android dirasa lebih cepat mengadopsi teknologi. Jelas ini pilihan menarik baik dari sisi pengguna dan pengembang.

Tapi tetap saja, selalu ada pengguna militan untuk semua objek, tak terkecuali pilihan gadget antara Android atau Apple. Trigger dari CEO Instagram jelas akan berpengaruh secara luas terhadap pengambilan keputusan pengguna “apakah tetap menggunakan iOS device atau beralih ke Android? Atau justru sebaliknya?”. Kamu tim mana, Android atau iOS?

Pin It on Pinterest

Share This

Share This

Share this post with your friends!