Saat kita berselancar di internet, sering kali kita merasa kewalahan dengan banyaknya informasi yang tersedia. Bayangkan, setiap kali kita mencari sesuatu, hasil pencarian yang muncul bisa mencapai jutaan halaman, jutaan konten, jutaan akun dan link. Ini menjadi paradoks karena di satu sisi mendapat banyak informasi tapi di sisi lain bingung dan frustrasi mengkurasi. Kita mungkin merasa tidak tahu harus mulai dari mana, atau bahkan lebih parah, kita bisa mendapatkan informasi yang tidak relevan dengan apa yang kita cari.
Cerita tentang kebingungan menerima tsunami data dan mem-filter & sortir informasi yang tepat adalah salah satu andil dari algoritma yang efeknya pada pengalaman pengguna atau User Experience (UX). Ketidaknyamanan ini semakin diperparah dengan banyaknya konten yang tidak berkualitas. Misalnya, ketika kita mencari resep masakan, kita mungkin menemukan banyak artikel yang tidak memberikan informasi yang jelas atau bahkan mengandung iklan yang mengganggu. Selain itu, dengan banyaknya informasi yang salah atau menyesatkan, kita juga harus lebih berhati-hati dalam memilih sumber informasi. Semua ini bisa membuat kita merasa lelah dan kehilangan minat untuk menjelajahi internet lebih jauh.
Personalisasi Konten
Salah satu cara algoritma meningkatkan pengalaman berinternet adalah melalui personalisasi konten. Ketika kita mengunjungi website atau menggunakan aplikasi, algoritma dapat menganalisis preferensi dan perilaku kita untuk menyajikan konten yang lebih relevan. Misalnya:
- Platform streaming seperti Netflix menggunakan algoritma untuk merekomendasikan film atau acara TV berdasarkan tontonan kita sebelumnya. Jika kita sering menonton film dokumentasi, kita bakal diberikan rekomendasi film sejenis.
- Platform belanja seperti Amazon menggunakan algoritma untuk merekomendasikan produk sesuai yang pernah kita beli atau wishlist. Jika mayoritas kita bertransaksi produk dengan level medium-high, akan banyak banner promosi dan rekomendasi produk dengan level serupa walaupun beda kategori.
Dan masih banyak lagi kasus serupa yang intinya membuat kita berpikir seolah-olah aplikasi atau website ini hanya melayani kita karena selalu menyajikan apa yang kita sukai dan butuhkan. Ini tidak hanya membuat kita lebih mudah menemukan konten yang kita suka, tetapi juga meningkatkan kepuasan kita sebagai pengguna.
Meningkatkan Kecepatan Akses Informasi
Algoritma juga berperan dalam meningkatkan kecepatan akses informasi. Dengan menggunakan teknik seperti pengindeksan dan pengoptimalan pencarian, algoritma dapat mempercepat proses pencarian dan memberikan hasil dalam hitungan detik. Ini sangat penting, terutama di era di mana waktu sangat berharga. Ketika kita bisa mendapatkan informasi yang kita butuhkan dengan cepat, kita bisa lebih produktif dan efisien dalam menjalani aktivitas sehari-hari.
Itulah sekarang AI lebih banyak digandrungi, karena cara memberikan jawabannya berbeda dengan search engine. Jika kita menggunakan search engin, yang ketika kita mencari sesuatu dengan memasukkan kata kunci tertentu, kita ditampilkan jutaan website yang relevan, kita harus masuk satu per satu. Sedangkan dengan AI, jawaban sudah dijawab tanpa harus kita masuk ke sumbernya satu per satu.
Mengurangi Konten yang Tidak Relevan
Setelah merasakan betapa menyenangkannya ketika mendapat konten yang personalized, kita selalu berekspektasi mendapatkan konten yang relate dengan kita. Di hal itu, algoritma juga berperan fundamental dalam membantu mengurangi konten yang tidak relevan.
Cara kerja algoritma mengurangi konten yang tidak relevan adalah dengan memfilter informasi berdasarkan relevansi dan kualitas, kemudian algoritma dapat menyajikan hasil pencarian yang lebih bermanfaat. Misalnya, ketika kita mencari berita terkini, algoritma dapat menampilkan artikel dari sumber yang terpercaya dan mengabaikan berita palsu atau clickbait. Ini membantu kita mendapatkan informasi yang lebih akurat dan dapat diandalkan, sehingga kita tidak terjebak dalam informasi yang menyesatkan.
Studi Kasus Algoritma dalam Kehidupan Sehari-hari
Sebagai penutup artikel ini, mari kita simak contoh nyata dari penggunaan algoritma dalam kehidupan sehari-hari.
- Aplikasi e-commerce seperti Tokopedia atau Shopee
2 aplikasi paling sering digunakan untuk belanja online di Indonesia itu menggunakan algoritma untuk merekomendasikan produk kepada pengguna. Ketika kita mencari produk tertentu, algoritma akan menganalisis riwayat pencarian dan pembelian kita untuk menyajikan produk yang mungkin kita minati. Ini tidak hanya memudahkan kita dalam berbelanja, tetapi juga meningkatkan kemungkinan kita untuk menemukan produk yang sesuai dengan kebutuhan kita. - Aplikasi audio dan musik seperti Spotify
Sering kita mendengarkan podcast, audiobook atau musik berbagai genre di Spotify. Aplikasi ini menggunakan algoritma untuk membuat playlist yang disesuaikan dengan selera musik kita. Dengan menganalisis lagu-lagu yang sering kita dengarkan, algoritma dapat merekomendasikan lagu-lagu baru yang mungkin kita suka. Ini membuat pengalaman mendengarkan musik menjadi lebih personal dan menyenangkan.
Dengan semua manfaat yang ditawarkan oleh algoritma, sudah saatnya kita memanfaatkan teknologi ini untuk meningkatkan pengalaman berinternet kita. Dengan artikel ini, harapannya untuk pengguna non teknis menjadi paham bagaimana algoritma secara bisnis berjalan, karena memang pengimplementasian algoritma sesungguhnya ada di kode pemrograman. Dari personalisasi konten hingga pengurangan informasi yang tidak relevan, algoritma dapat membantu kita menjelajahi dunia maya dengan lebih efisien dan menyenangkan. Jadi, ketika mendengar istilah algoritma, kita jadi terbayang, selama algoritmanya berdampak positif ke kita, tak ada salahnya kita mengambil kebermanfaatannya.