Sudah berapa lama kamu menggantungkan pada aplikasi Google Maps untuk mencari lokasi? Mungkin jawabannya adalah selama kamu menggunakan smartphone sejak pertama kali. Mungkin jawaban lain juga akan terlontar dari pengguna Apple device karena mereka mempunyai aplikasi map sendiri yang mereka klaim lebih intuitif. Tapi tahukah kamu ada alternatif lain untuk yang layak kamu coba selain Google Maps.
Sebelum akhirnya diakuisisi oleh Google 9 tahun yang lalu, pada awal kemunculannyapun aplikasi ini sudah sangat menarik. Tampilannya lebih kalem dan fancy, tidak seformal Google Maps. Dan yang lebih menyenangkan adalah ini seperti social media. Bayangkan kamu bisa saling berkirim pesan dengan pengguna lain. Misalkan ada pengguna yang di bereada satu jalur denganmu dan mendapatkan kemacetan, pengguna itu bisa memberikan signal kemacetan untuk pengguna waze lainnya dan pengguna lainnyapun bisa berinteraksi dengan saling berikirim komentar.
Jika kamu sudah eksis di dunia teknologi sebelum smartphone menjamur, seharusnya kamu familiar dengan aplikasi MapQuest yang biasa digunakan di sebuah game. Dengan MapQuest kamu bisa memilih rute yang tingkat kemacetan atau kecelakaan rendah untuk mengestimasi ruti mana yang terbaik. Dan untuk kamu yang hanya fokus ingin menggunakan map untuk menjelajah dari satu titik ke titik lain, kamu bisa mennonaktifkan lokasi seperti restoran, hotel, coffee shop, SPBU dan lainnya. Ini menjadikanmu lebih fokus ke tujuan. Atau cukup tampilkan SPBU untuk kamu yang ingin sesekali istirahat di rest area.
Ini bisa jadi solusi untuk kamu yang sering bepergian tapi tidak mau kuota internemu tergerus setiap menggunakannya. Kamu bisa menggunakan Maps.me untuk memberitahu jalan secara offline. Jika kamu bertanya “memang MAPS.ME jalannya selengkap Google Map?”. Belum ada riset khusus yang membandingkan, yang jelas MAPS.ME tidak berbasis Google Maps, tapi berbasiskan OSM (Open Street Map) yang secara komunitas dikembangkan dan digunakan di seluruh dunia.
Sama seperti MAPS.ME, OsmAnd menggunakan maps berbasis OSM. Tapi selain OSM, OsmAnd juga menggabungkan sumber lain yaitu dari Wikipedia POI (Poin of Interest) besutan Wikipedia. Sama halnya dengan MAPS.ME, OsmAnd bisa kamu gunakan secara offline. Ketika pertama membuka aplikasinya, akan terdeteksi lokasimu dan akan diberikan rekomendasi untuk men-download map secara offline.
Tagline-nya sangat spesifik yaitu all your transport alias map yang bisa digunakan apapun moda transportasi yang kamu gunakan. Supaya tidak salah kaprah, di aplikasi Citymapper kamu akan disuguhkan tempat-tempat yang umum digunakan oleh masyarakat seperti tempat pemberhentian bus, kereta api, tempat parkit kendaraan, restoran, rumah sakit, dan masih banyak lagi. Untuk kamu pejalan kaki, Citymapper juga akan menghitung durasi perjalanmu, sama seperti Google Map, tapi menariknya karena ini berjalankan kaki, Citymapper akan memberitahukan berapa jumlah kalori yang terbuang. Manarik!
Secara kapasitas, tentu Google Map masih jawara. Dari 8 alternatif aplikasi map di atas, Waze yang punya jumlah download paling banyak yaitu 100 juta download. Itupun bisa jadi karena efek Google yang sudah mengakusisinya sejak Juni 2013 lalu. Dan jika jumlah downloader paling kecil adalah 10 juta. Jika dibandingkan dengan jumlah downloader Google Maps sebanyak 10 miliar, tentu jumlah download aplikasi Citymapper, MapQuest, Maps.me, dan OsmAnd tidak ada 1 persennya. Tapi untuk sebuah aplikasi dengan jumlah download 5 juta secara global adalah hal yang luar biasa. Jadi, silahkan coba alternatif Google Map di atas, siapa tahu ada yang pas dengan kebutuhan kamu.