Selasa 5 Januari 2021, Ketua Yayasan Al Hasanah Bengkulu, Bapak Yusran Hasymi hadir LIVE di RBTV di acara Salamat Pagi Bengkulu untuk berbincang dan memberikan update dengan tema “Eksistensi Sekolah Al Hasanah di Masa Pandemi.”
Di awal dialog, Bapak Yusran menegaskan visi Yayasan Al Hasanah Bengkulu untuk menjadi Lembaga Pendidikan Qurani, Berwawasan Global dan menguasai IPTEK.
Blended Learning
Acara ini dibawakan oleh host Nurzani Ashari yang langsung memberikan pertanyaan di awal tentang sistem pembelajaran yang diterapkan di Al Hasanah selama pandemik. Dengan lugas Bapak Yusran mengemukakan bahwa kebijakan metode pembelajaran yang sudah dilakukan 1 semester saat pandemi dan sedang dilakukan adalah metode pembelajaran blended learning yang memadukan tatap muka dan tatap maya, mengkombinasikan daring dan luring.
Alhamdulillah metode blended learning ini berjalan lancar di semua unit pendidikan Al Hasanah: PAUD IT, SDIT, SMPI, SMAIT dan Pondok Pesantren. Kelancaran pembelajaran ini tak lepas dari partisipasi wali murid dan pennerapan protokol kesehatan yang konsisten.
Tidak semua PBM siswa dilakukan secara daring atau online, melainkan dibagi menjadi 2, yaitu ada yang datang ke sekolah dan yang melalui daring. Dan, tidak semua siswa datang ke sekolah, karena beberapa orang tua masih mewaspadai penyebaran Covid-19. Al Hasanah Bengkulu memfasilitasi secara daring, guru menyiapkan materi pembelajaran (via Google Classroom dan Zoom Meeting) setiap hari dilakukan untuk siswa yang tidak melaksanakan pembelajaran tatap muka di sekolah. Semua difasilitasi dalam rangka untuk mencapai target pembelajaran.
Kualitas Metode Blended Learning
Sempat juga dipertanyakan terkait kualitas pembelajaran dengan metode blended learning yang diterapkan di masa pandemi ini. Bapak Yusran mengemukakan bawah Al Hasanah Bengkulu sudah melakukan antisipasi jauh hari dengan membekali skill kepada guru-guru untuk bisa membuat materi-materi dan video-video pembelajaran yang interaktif. Jadi ketika beralih ke blended learning, semua guru tidak merasa gagap beradaptasi dengan teknologi karena sudah terbiasa pembelajaran memanfaatkan IT.
Guru adalah unsur terpenting dalam keberhasilan pendidikan anak-anak. Maka kompetensi guru harus maksimal dan berkualitas. Sekarang hampir 100% guru-guru di Al Hasanah bisa memproduksi video-video pembelajaran yang berkualitas.
Al Hasanah melalui lembaga Al Hasanah Qualitan Training Center (AQUATIC) memberikan pelatihan-pelatihan di setiap semester sesuai kebutuhan guru di setiap unit pendidikan.
Ada sedikit penyesuaian di awal bagi siswa dan orangtua yang tidak bisa mengikuti pembelajaran dengan baik karena masalah teknis seperti sinyal atau kurangnya kuota. Dalam hal ini Al Hasanah Bengkulu memberikan bantuan kuota, khususnya siswa yang terdampak langsung untuk memastikan proses pembelajaran berjalan lancar. Alhamdulillah Kemendikbud juga memberikan bantuan kuota baik untuk siswa dan guru.
Kontrol Orangtua
Pembahasan yang juga umum diperbincangkan yaitu siswa yang sudah adaptif dengan teknologi yang seringnya lebih cakap menggunakan teknologi dan mengakses berbagai informasi via internel. Bapak Yusran menegaskan bahwa semuanya harus terkontrol dengan orang tua. Anak sekarang luar biasa dalam hal penguasaan teknologi dan kemampuan pencarian informasi, maka diperlukan sekali kontrol orang tua.
Tidak dipungkiri bahwa orangtua yang masih sibuk bekerja akan kesulitan mendidik anak-anak di rumah. Maka ada kesepakatan antara sekolah dan orangtua mendorong Al Hasanah melakukan pembelajaran tatap muka tapi tetap dengan protokol kesehatan yang ketat dan konsisten.
Di masa pandemi guru-guru pun tetap datang ke sekolah. Proses pembelajaran menuntut kehadiran guru dan interaksi siswa. Alhamdulillah Al Hasanah memiliki guru yang mempunyai semangat juang, semangat pengorbanan dan keikhlasan dalam bekerja. Sehingga, guru tetap hadir ke sekolah membuat video materi pembelajaran yang akan diberikan ke siswa secara daring.
Penerapan Protokol Kesehatan
Menyakinkan orangtua tidak mudah, orangtua punya kewenangan untuk melakukan pembelajaran tatap muka atau daring. Keputusan ada di orang tua, dari sekolah menyiapkan dan memastikan protokol kesehatan yang baik, infrastruktur disiapkan.
Contohnya dalam belajar Al Quran, tidak mungkin anak-anak berbulan-bulan tidak membaca Al Quran, maka pihak sekolah akan meyakinkan dalam pembelajaran guru dan anak mematuhi protokol kesehatan, dan semua dipantau. Memang tidak mudah, perlu konsisten. Orangtua bisa menilai langsung saat penjemputan sudah diatur supaya tidak ada penumpukan anak di sekolah, guru sudah siap di pintu gerbang, guru menginformasikan bahwa anak siap dijemput, seperti drive thru.
Dari proses yang sudah dan sedang jalankan, orangtua merasa lebih aman anak-anak jika melakukan pembelajaran secara tatap muka.
Jika diprosentasikan pada awal pembelajaran tatap muka, orang tua yang menyekolahkan anaknya di sekolah sekitar 80%, dan sekarang sudah mencapai 95%.
Yang tadinya ragu dan takut untuk adaptasi pembelajaran dengan baik akhirnya mengikuti karena Al Hasanah memastikan semua protokol kesehatan dilakukan dengan baik. Untuk proses pembelajaran tatap muka, Al Hasanah Bengkulu mematuhi SKB 4 Menteri meliputi:
- Yang hadir setengah kapasitas
- Jumlah jam pembelajaran dikurangi
- Tidak ada jam istirahat
Sebelum pembelajaran tatap muka, pihak Al Hasanah Bengkulu telah mengajak orangtua berdiskusi dan menginformasikan bahwa protokol kesehatan dijalankan tidak hanya di lingkungan sekolah tapi juga di lingkungan rumah.
Setiap yang datang ke sekolah dilakukan screening: pengecekan suhu tubuh dan memastikan dalam kondisi sehat, jika ada suhu 38 derajat akan dipulangkan siswanya untuk belajar dari rumah. Begitu juga dengan tamu sekolah. Fasilitas untuk cuci tangan sudah disiapkan di dalam kelas, di titik akses kelua masuk, di kantor. Setiap yang hadir harus melakukan cuci tangan dan mengenakan masker.
Untuk mengurangi interaksi saat pandemi, pihak sekolah memastikan yang hadir ke sekolah sudah ada janji sebelumnya supaya ada kontrol yang ketat. Alhamdulillah tidak ada kasus terkonfirmasi positif pada 1 semester kemarin.
Protokol kesehatan tetap harus dijalankan. Semua harus adaptasi dengan kebiasaan yang baru: dibiasakan mengenakan masker, cuci tangan, dan menjaga jarak.
Kualitas Lulusan Saat Pandemi
Sempat juga dibahas mengenai lulusan. Apakah ada perbedaan kualitas lulusan ketika pandemi dan ketika kondisi normal sebelum ada pandemi?
Dijelaskan oleh Pak Yusran bahwa presensi pendidikan sebenarnya bukan hanya di akhir dari proses pendidikan. Penilaian dimulai sejak masuk di ruang pendidikan. Pemantauan kognitif, sikap, ketrampilan. Penilaiaun akhir bukanlah satu-satunya untuk menilai kualitas. Nilai-nilai sebelumnya menjadi nilai pokok. Jadi tidak ada pengaruh terhadap kualitas.
Apalagi saat pandemi datang, untuk angkatan akhir di semua unit pendidikan sudah di tahap akhir, ujian sudah selesai dilaksanakan, tinggal ujian praktek yang dilakukan secara daring. Nilai UN (Ujian Nasional) ditiadakan, nilai diambil dari nilai raport sebelumnya. Jika dilihat secara kualitas malah meningkat, karena penilaian berkesinambungan yang dipantau di tiap semester
Yang dinamakan pembelajaran ada namanya PROSES meliputi pembelajaran di kelas, di luar kelas, penilaian sikap, akhlak, pengembangan krakter. Semua tidak dinilai di titik akhir. Tapi ada juga kelemahan pembelajaran secara daring yaitu tidak bisa melihat sikap atau akhlak anak seperti apa. Inilah pentingnya menerapkan blended learning.
Tidak semua mata pelajaran diberikan selama pandemi karena saat pandemi perlu penyesuaian baik dari durasi pembelajaran dan kesiapan orangtua di rumah. Setidaknya ada 3 hal penting yang menjadi target utama saat pandemi:
- Al Quran
- Pendidikan Karakter (Akhlakul Karimah)
- Literasi Bahasa dan Berhitung
Al Quran Metode Qiraati
Dasar pendidikan di Al Hasanah adalah Al Quran. Guru dan siswa harus bisa mengajarkan dan belajar Al Quran dengan baik. Guru-guru Quran di Al Hasanah merupakan guru yang melalui proses pembelajaran Al Quran metode Qiraati. Ada proses ujian seperti ujian sertifikasi untuk memastikan guru-guru mempunyai bacaan yang baik dan metode yang baik sehingga pembelajaran ke siswa juga menjadi baik.
Keunggulan Al Hasanah, pembelajaran Al Quran metode Qiraati, siswa sejak umur 3 tahun (Pra-TK) sudah diajarkan membaca Al Quran, karena anak sejak dini lebih mudah untuk diajarkan membaca Al Quran. Ketika naik TK sudah lancar membaca Al Quran. Saat di jenjang SD tinggal menghafal Quran, tahfidz Quran. Jadi bacaannya baik dan hafalannya juga bagus.
Tidak hanya guru Quran, tapi guru pelajaran lainnya termasuk juga karyawan. Setiap bulan juga ada pertemuan rutin antar unit untuk melakukan baca & simak Al Quran untuk saling mengontrol kualitas bacaan Al Quran.
Sekarang ada siswa di SDIT Al Hasanah 1 yang sudah menghafal 8 juz, berlanjut sampai di SMPI sudah sampai 18 juz. Harapannya tamat dari SMAIT atau masuk ke Pondok Pesantren tinggal menyelesaikan yang insya Allah akan tercapai.
Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB)
Sekolah di bawah Yayasan Al Hasanah Bengkulu terdapat 2 bagian:
- Formal: PAUD, SD, SMP, SMA, MTs, MA, Ponpes
- Informal: Taman Pendidikan Al Quran (TPA)
Secara total ada sekitar 3.000 siswa, paling banyak di jenjang pondok pesantren (kurang lebih 800 santri) dan di SDIT Al Hasanah Bengkulu 1 (kurang lebih 760 siswa).
Di Betungan juga sudah beroperasi unit pendidikan untuk PAUD IT 2, SDIT 2, dan SMAIT sebagai tuntutan masyarakat yang meminta Al Hasanah Bengkulu bisa memfasilitasi pendidikan agama, pembelajaran Al Quran, pendidikan akhlak yang menjadi keutamaan di setiap proses pembelajaran.
Alhamdulillah pendaftaran untuk semua unit pendidikan di Al Hasanah sudah dimulai dan orangtua cukup melakukan dari rumah. Al Hasanah Bengkulu sudah mengembangkan pendaftar secara online melalui aplikasi berbasis Android Al Hasanah Bengkulu dari Google Play atau akses halaman website alhasanah.or.id/info-ppdb untuk informasi terbaru PPDB 2021.
Termasuk juga pembayaran dilakukan secara online menggunakan virtual account tanpa interaksi tatap muka untuk mencegah kerumumnan. Termasuk beberapa seleksi juga dilakukan secara online, kecuali beberapa hal yang perlu diketahui secara langsung harus dilakukan secara langsung seperti sikap, kemampuan komunikasi, kemampuan interaksi.
Panitia Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) Al Hasanah memastikan seluruh panitia pendaftaran peserta didik baru menjalankan protokol kesehatan dengan baik.
Sebagai penutup acara, Bapak Yusran ditanyakan target dan harapan ke depan terkait tema yang diangkat yaitu “Eksistensi Sekolah Al Hasanah di Masa Pandemi”.
Beliau kembali mengungkapkan bawwa keberhasilan pembelajaran tidak terlepas dari warga sekolah, unsur pmipinan, guru, siswa, masyarakat dan pemerintah. Al Hasanah Bengkulu selaku pelaku pendidikan siap mendidik untuk mendapatkan pelajaran Al Quran yang baik dan juga pendidikan Akhlakul Karimah. Pada masa pandemi ini perlu sinergi bersama. Di saat sekolah menyiapkan prosedur dan infrastruktur untuk memutus penyebaran Covid-19, segenap warga Al Hasanah Bengkulu berharap hal yang sama dilakukan oleh para orangtua di rumah.
Berulang-ulang senantiasa diingatkan bahwa kita bersama-sama secara bertanggung jawab menjalankan proses pembelajaran yang baik di masa pandemi. Tidak perlu cemas yang berlebihan menyikapi pandemi yang justru membuat kita stress dan pada akhirnya imunitas turun dan mudah terkena berbagai penyakit. Al Hasanah berharap kolaborasi pihak sekolah dan orangtua bisa berjalan dengan baik sehingga kita bisa memastikan keamanan dan keselamatan warga sekolah.
Dengan pemaparan Ketua Yayasan Al Hasanah Bengkulu ini semoga Al Hasanah Bengkulu semakin dipercaya oleh masyarakat untuk bisa mendidik dan membimbing semua siswa dan siswi mempersiapkan generasi muda yang Islami yang bisa memadukan Imtaq dan Iptek.