Kitab suci merupakan pedoman atau pegangan bagi tiap ummat beragama. Bagi ummat Islam, kitab suci Al Quran yang menjadi pedoman. Jika membahas tentang Al Quran, ada macam-macam hal yang harus dipelajari dan diamalkan, mulai dari hukum-hukum bacaan ayat Al Quran bahkan hingga metode membacanya. Hal ini dikarenakan Al Quran yang sarat makna dan akan terjadi perubahan jika kita tidak berhati-hati dalam membaca dan memelajarinya.
Terkait metode pembacaan Al Quran, ada empat metode yang umumnya dikenal dan diajarkan guru kepada muridnya yang sedang belajar membaca Al Quran. Metode-metode tersebut adalah; At-Tahqiq, At-Tartil, At-Tadwir, dan Al-Hadr.
At-Tahqiq
Metode ini fokus pada pelafalan makharijul khuruf dan huruf hijaiyah, juga memerhatikan panjang dan pendeknya tiap bacaan pada ayat Al Quran. Selain itu, tentang hukum bacaan atau tajwid; idzhar, idgham, dan lainnya juga sangat diperhatikan karena hal tersebut pun akan berkaitan dengan panjang dan pendeknya bacaan. Ada pula waqaf, washal, hingga saktah yang diperhatikan agar pembacaan terkait keharusan berhenti atau lanjut pada sebuah bacaan dapat diamalkan dengan tepat.
At-Tartil
Menurut artinya, At-Tartil berarti perlahan-lahan. Dalam membaca Al Quran dengan metode ini, pembacaannya harus perlahan (tidak terburu-buru) dan memerhatikan segala aspek bacaan yang harus disertakan dalam pembacaan ayat Al Quran. Dengan metode At-Tartil, pembacaan Al Quran akan lebih teliti dan memang diutamakan. Umumnya, metode pembacaan ini digunakan oleh imam salat saat berjamaah dalam sebuah majlis.
At-Tadwir
Maksud dari metode pembacaan ini adalah sedang, tidak menggunakan tempo yang terlalu lambat tetapi juga tidak cepat atau terburu-buru. Untuk metode tadwir ini, hal yang terpenting adalah bacaan-bacaan mad yang tidak dipenuhkan, seperti pada mad ja’iz munfashil, tidak sampai panjang enam ketukan. Tidak terlalu pelan, tetapi juga tidak disempurnakan betul.
Al-Hadr
Metode ini adalah metode membaca Al Quran dengan ringkas dan cepat, dan biasanya dilakukan dengan memerpendek panjang bacaan mad. Di luar hal itu, metode membaca Al-Hadr tetap memerhatikan tanda baca untuk memenuhi tatabahasa Bahasa Arab sehingga tidak sesempurna metode membaca At-Tahqiq.
Empat metode tersebut tentu boleh digunakan sesuai kebutuhan dan waktu pembacaan, asal aspek-aspek penting dalam ayat Al Quran tetap diperhatikan supaya tidak mengubah kaidah dan arti dari masing-masing firman Allah.