Terkait profesi di dunia software development, di pembahasan pertama sudah dijelaskan role programmer sebagai dream job. Tapi apakah itu artinya starting point berkarir di dunia IT harus sebagai programmer? Pernahkah kamu merasa insecure terhadap kompleksitas dunia software development?Istilah seperti coding, debugging, dan algoritma membuat kamu merasa seperti berada di labirin yang tak berujung? Jika jawabannya adalah ya, maka kamu tidak sendirian.

Dalam dunia software development, banyak ada stigma bahwa hanya mereka yang memiliki keahlian coding tingkat tinggi saja yang bisa sukses. Kekhawatiran ini seringkali menghalangi banyak bakat potensial yang sebenarnya memiliki kemampuan analitis dan kritis yang dibutuhkan di industri ini. Dan belum banyak tahu bahwa ada opsi memulai karir yang lebih mudah di dunia IT khususnya terkait software development, dan kunci awalnya adalah melalui Quality Assurance (QA).

Welcome to QA

Singkatan QA di sini bukan Question & Answer, tapi Quality Assurance. Dari namanya sudah jelas, role ini adalah role dalam tim software development yang fokus pada pengujian untuk memastikan kualitas dan standar aplikasi atau sistem sebelum dirilis ke pasar. Bagian terbaiknya, memulai sebagai QA memberikan pemahaman mendalam tentang software development life cycle dan proses bisnis dari aplikasi yang dibangun tanpa harus langsung terjun ke coding yang kompleks. Setidaknya ada 3 alasan mengapa QA cocok sebagai entry point yang menarik:

  1. Peluang Belajar yang Luas
    Sebagai QA, kamu akan belajar mulai dari konsep bagaimana sebuah software dibangun (develop), diuji (test), dan dipelihara (maintain). Ini memberikan wawasan luas mulai dari high-level tentang proses pengembangan software, membuat kamu mengerti lebih dari sekadar coding tapi proses secara keseluruhan, end-to-end.
  2. Keterampilan Analitis
    Salah satu aktivitas QA memang melakukan software testing, tapi role QA bukan hanya tentang menemukan bug dan melaporkan ke tim developer. Aktivitas QA lebih tentang memahami bagaimana dan mengapa proses bisnis di balik sebuah sistem bekerja, inilah yang membutuhkan pemikiran analitis dan kritis.
  3. Entry Point ke Role
    Banyak profesional yang memulai karir mereka di QA kemudian beralih ke peran lain seperti pengembangan perangkat lunak, manajemen produk, atau bahkan UX/UI design. Pengalaman QA memberikan fondasi yang solid untuk melangkah ke berbagai jalur karir di bidang software development.

Memulai Menjadi QA

Langkah awal setelah memahami SDLC (Software Development Life Cycle) adalah mendapatkan pemahaman dasar tentang prinsip-prinsip QA dan pengujian software. Ada banyak online course dan ebook sebagai referensi untuk memulai. Terlibat dalam proyek open-source atau magang juga dapat memberikan pengalaman best practice yang menjadi portfolio. Pada prakteknya, salah satu tantangan terbesar dalam role QA adalah menjaga agar tidak terjebak dalam rutinitas pengujian manual yang monoton. Solusinya? Next-level, yaitu mulai belajar otomatisasi pengujian alias automated testing. Ini tidak hanya akan meningkatkan efisiensi kerja khususnya tahap testing, tapi juga memperluas skillset.

Perlu digaris bawahi tentang kata “entry point”, ini bukan berarti QA adalah kasta terbawah dalam tim software development, bahkan tidak jarang QA adalah penentu dan pemberi referensi kepada decision maker untuk melangkah ke tahap selanjutnya. QA bukan hanya sebuah pekerjaan; ini adalah jembatan ke dunia pengembangan software yang lebih luas. Dengan memulai karier di QA, kamu bisa membuka pintu ke kesempatan berkarir di dunia IT yang lebih luas. Memulai karir di QA bisa jadi adalah keputusan terbaik.

Pin It on Pinterest

Share This

Share This

Share this post with your friends!