Sering melihat konten dengan symbol “#” (pagar)? Itulah yang dinamakan hashtag, sesuai nama dan artinya yaitu tanda pagar yang diikutin keyword dibelakangnya dan ditulis menyambung tanpa spasi, misalnya #alhasanah #sekolahislamterbaik. Penasaran fungsi dan bagaimana mengoptimalkannya? Lanjut baca tulisan ini.
Setiap hari, dengan perangkat yang kita miliki, kita selalu menghasilkan sebuah data. Entah itu dokumen, foto, desain, video, atau format lainnya. Bahkan sebuah tekspun juga merupakan data. Nah, semua data pastinya memilki setidaknya nama, format, dan isinya. Misalkan dokumen ijazah. Pasti ada namanya, misal Ijazah-SMP-Bambang-Pamungkas.doc. Kita tahu nama-nya, formatnya adalah .doc (Microsoft Word), dan ketika kita buka, di dalamnya pasti ada isinya. Pertanyaannya, apakah cuma 3 itu informasi dari sebuah data yang sebenernya ada?
Coba file apapun di laptop atau smartphone kamu, klik dan lihat bagian properties atau detail. Akan muncul banyak informasi selain ketiga informasi yang jelas terlihat.
Sangat banyak bukan informasinya, itulah metadata, informasi detail tentang data itu sendiri. Metadatanya bisa puluhan. Bahkan untuk dokumen dan format tertentu, informasinya bisa sampai ratusan. Lalu apa hubungannya metadata dengan hashtag?
Sadar tidak kalo format data atau file yang terkecil itu apa? Gambar, suara, video, atau teks? Jelas tergantung durasi atau bobot dari file-nya sendiri. Tapi dengan quantity yang sama, jelas teks itulah yang mempunyai ukuran terkecil, dan tidak ada informasi terkecil lagi kecuali dia berada di dalam dokumen atau format tertentu, misalnya sebuah teks di-export menjadi sebuah gambar seperti kaligrafi.
Nah, hubungannya dengan hashtag adalah, hashtag ini seperti memberikan metadata kepada teks yang sudah kita publikasikan. Fungsinya, supaya lebih mudah ditemukan dan sebagai identitas dari data teks itu sendiri. Contoh kongkritnya adalah caption, setiap kita mempublikasikan konten, formatnya adalah teks bukan, kita menambahkan hashtag yang terkait dengan caption dan konten visualnya supaya ketika orang mencari keyword atau hashtag tertentu, muncullah konten yang kita publikasi.
Secara tidak langsung, hashtag juga mendorong konten kita lebih dikenal. Seperti yang kita tahu, di media sosial, kita tidak hanya follow atau subscribe akun tertentu, kita juga bisa follow hashtag tertentu. Bedanya, jika kita follow akun A, B, C, D, dan E, maka timeline atau lini masa kita akan muncul konten yang dipublikasikan oleh 5 akun tersebut. Tapi jika kita follow hashtag tertentu misal #sekolahislamterbaik, walaupun kita hanya follow 5 akun itu, ketika ada akun lainnya (F, G, H, I, dst sampai Z) mempublikasikan konten dengan hashtag #sekolahislamterbaik maka walaupun kita tidak follow akun F, G, H, I dst, konten mereka akan tetap muncul. Menarik bukan?
Untuk menjawab penting atau tidak penting, selama hashtag yang dimasukkan relate atau nyambung dengna konten yang sedang dibuat, maka hashtag menjadi penting. Untuk content creator, hashtagh hukumnya bukan sunnah lagi, tapi wajib!