Adab anak kepada orang tua adalah topik yang sering dibahas dan menjadi sorotan. Pada ranah tersebut, anak menjadi objek yang terus diberi nasihat. Sejatinya, orang tua sebagai pendamping dan pelindung anak juga harus mau memperhatikan tanggung jawabnya pada anak dan memenuhinya. Ada banyak riwayat yang “mengingatkan” bahwa anak akan mendapatkan pahala bahkan amal yang tak terputus jika mereka berbakti dan terus mendoakan orang tuanya. Dari sudut pandang orang tua, sebenarnya mereka adalah pintu surga bagi anaknya.
Rasulullah pernah berpesan lewat sebuah sabdanya:
الْوَالِدُ أَوْسَطُ أَبْوَابِ الْجَنَّةِ فَإِنْ شِئْتَ فَأَضِعْ ذَلِكَ الْبَابَ أَوِ احْفَظْهُ
Orang tua adalah pintu surga yang paling baik. Kalian bisa sia-siakan pintu itu atau kalian bisa menjaganya.
(HR. Tirmidzi)
Jika orang tua adalah pintu surga bagi anaknya, maka anak tidak boleh durhaka kepada orang tuanya karena dari sanalah ia akan menjemput dosa besar. Rasulullah juga bersabda tentang hal ini:
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَلَا أُحَدِّثُكُمْ بِأَكْبَرِ الْكَبَائِرِ قَالُوا بَلَى يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ الْإِشْرَاكُ بِاللَّهِ وَعُقُوقُ الْوَالِدَيْنِ
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
Maukah aku beritahukan kepada kalian tentang dosa-dosa yang paling besar?” Para sahabat menjawab; “Tentu, wahai Rasulullah!” Beliau bersabda: “Mempersekutukan Allah dan durhaka kepada kedua orang tua.
Pada riwayat tersebut, sebagai orang tua perlu ingat bahwa mereka memiliki tanggung jawab untuk mendidik dan merawat anaknya untuk menjadi hamba Allah yang taat dan juga kepada orang tuanya. Seorang anak tidak akan berhasil menjemput pintu surganya dari orang tua jika ia tidak pernah mendapatkan kasih sayang dari orang tuanya, bahkan jika hak-haknya tidak dipenuhi. Bila orang tua fokus pada kewajiban anak kepada orang tua tanpa memedulikan hak anak, niscaya hal tersebut akan berpengaruh pada sikap anak kepada orang tua.
Anak yang masih memiliki kesempatan untuk bertemu orang tuanya juga tak boleh menyia-nyiakan kesempatan ia untuk “menjemput” pintu surga dari sana. JIka dipahami, anak perlu sadar bahwa sebetulnya ada banyak pintu surga yang begitu dekat, terutama dari orang tua yang telah merawatnya sejak lahir. Rasa hormat dan kasih pada orang tua akan menjadi bekal dan melembutkan hati anak untuk yakin dan mau menaati orang tua, terlebih lagi jika ia paham bahwa ridho Allah adalah ridho orang tuanya. Ini sesuai dengan sebuah dalil yaitu:
عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرٍو عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ رِضَى الرَّبِّ فِي رِضَى الْوَالِدِ وَسَخَطُ الرَّبِّ فِي سَخَطِ الْوَالِدِ
Dari Abdullah bin Amr radliallahu `anhuma dari Nabi shallallaahu `alaihi wa sallam, beliau bersabda: “Ridha Allah terdapat pada ridha orang tua, dan murka Allah juga terdapat pada murkanya orang tua.
(HR. Tirmidzi) [No. 1899 Maktabatu Al Ma`arif Riyadh] Shahih.