Web app? Website + application? Jika menggunakan teknik cocoklogy, ya begitulah namanya web app. Lebih dari itu kita bedah dulu apa yang menjadi DNA keduanya. Keduanya secara format jelas digital, dan dua-duanya adalah solusi IT yang menjawab permasalah spesifik menggunakan medium digital yang syarat akan teknologi.

Website dan web app mempunyai fungsi masing-masing dalam konteks solusi. Analoginya seperti makanan jenis main course dan desert. Sama-sama makanan tapi yang satunya adalah makanan utama atau makanan yang mengenyangkan dengan porsi karbohidrat atau kalori yang besar. Dan dessert sebagai makanan penutup atau pencuci mulut yang cenderung manis. Soal konsumsinya, mengikuti jaman, kita bisa hanya makan dessert tanpa main course, begitu juga sebaliknya, intinya keduanya adalah makanan, keduanya adalah solusi dari kita yang kelaparan.

Secara pembuatan, baik website dan web app memiliki struktur tim yang sama. Ada designer yang merancang antar muka, alur proses sebuah solusi, ada programmer yang memprogram mewujudkan aplikasi yang siap dirilis, ada tester yang memastikan solusi yang akan dirilis tidak ada celah dan berjalan sesuai spesifikasi, dan tentunya ada project manager yang mengelola semua proses dari perencanaan sampai rilis sebuah solusi. Jika dilihat dari struktur tim dan aktivitasnya, baik website dan web app mirip, bahkan bisa dibilang sama, tapi tetap ada bedanya.

Website

Kumpulan halaman web yang saling berelasi (home, about, news, contact, dan seterusnya) yang berisi gambar, teks, audio, video, dan format asset lainnya. Website bisa berisi satu, dua, atau lebih halaman web. Kontennya audio visual. Aksesnya melalui browser (chrome, firefox, edge, safari, dan lain-lain) dengan mengetikkan alamat website.

Web App

Sebuah aplikasi yang diakses melalui browser (chrome, firefox, edge, safari, dan lain-lain). Web app memerlukan otentikasi. Secara teknis web app mengkombinasikan server dimana aplikasi berada dan pengguna yang menggunakan browser yang mana browser ini jgua menyimpan data untuk diolah kembali oleh web app.

Mungkin akan lebih mudah ketika melihat studi kasus atau contoh lebih nyatanya, kita bahas dengan hasil nyata yang bisa kita akses sehari-hari.

Website alhasanah.or.id

Website Yayasan Al Hasanah mempunyai banyak halaman: home, profil, berita, galeri, kontak, download, karir. Setiap halaman bisa diakses tanpa menyimpan data di sisi pengguna. Artinya Setiap kita mengakses alhasanah.or.id berarti kita mengakses server Al Hasanah Bengkulu, ada konten teks, foto, dan video yang bisa dinikmati. Tidak ada proses tambahan atau tahap-tahtap tertentu seperti kita mengikuti sebuah online exercise.

Web App siswa.alhasanah.sch.id

Web app PPDB Al Hasanah diakses dengan mengetikkan url siswa.alhasanah.sch.id di browser kamu. Berbeda dengan website Al Hasanah, di web app umumnya ada proses autentikasi, seperti yang terilhat di screenshot di atas, untuk mengakses portal PPDB Al Hasanah, pengguna terlebih dahulu harus terdaftar karena diwajibkan untuk login. Ketika di dalam web app, pengguna juga akan melalui beberapa tahap, misalnya ketika ingin mendaftar PPDB perlu upload dokumen, mengisi form, dan menyetujui pendaftaran.

Jika dilihat dari aktivitasnya, sebuah website dan web app tentu jelas berbeda ya. Website lebih dikesankan sebagai marketing kit atau media promosi. Sedangkan web app lebih ke sebuah aplikasi yang bisa diakses di browser dengan fungsi menyelesaikan suatu pekerjaan spesifik. Dengan akses website sebuah cafe misalnya, kamu hanya melakukan aktivitas melihat menu, galeri, atau sekedar ingin tahu kontak dan alamatnya. Tapi ketika kamu akses gmail misalnya, di situ kamu melakukan aktivitas mengetik pesan, melampirkan dokumen, dan saling berbalas pesan. Sekarang sudah jelas ya bedanya, selamat bereksplorasi!

Pin It on Pinterest

Share This

Share This

Share this post with your friends!