HOAX (baca: hoks) jadi momok yang menakutkan yang perkembangannya semakin masif seiring banyak medium. Social media, group chat, dan website jadi medium utama penyebaran hoax.

Mengapa menjadi urgent kita sebagai warga penduduk Indonesia harus berhati-hati dengan hoax? Perlu diketahui bahwa menurut studi dari American Journal of Tropical Medicine and Hygiene pada tahun 2020 mencatat bahwa Indonesia masuk dalam 5 besar negara produsen hoax dan teori konspirasi di dunia.

Secara definisi hoax adalah berita palsu, berita bohong atau fakta yang direkayasa. Lalu, apakah hoax itu bagus? Tentunya hal yang negatif dikemas dalam bentuk apapun jadinya tetap tidak bagus. Jangan dianggap hoax itu dikemas dalam bentuk formal, serius dan yang mengesankan sumber yang valid seperti dalam bentuk artikel atau berita tersetruktur. Hoax bisa tidak jarang dalam format yang ringan supaya lebih mudah masuk ke benak audience, seperti dalam format meme (baca: mim).

Mengapa meme perlu diwaspadai? Meme kan formatnya fun dan entertaining? Ya, justru disitulah yang menjadi kewaspadaan, karena entertaining sehingga memicu kita untuk share. Padahal bisa jadi meme tersebut mengandung hoax, karena kita anggap ringan, ringan pula kita membagikannya ke group chat atau social media kita. Di negara maju seperti Amerika, sangat mewaspadai konten meme berbau hoax, tidak hanya berita di media mainstream saja.

Dampak hoax

Jelas meresahkan ketika sebuah kebenaran tersamarkan gara-gara saking meyakinkannya sebuah hoax. Membuat terbelah menjadi 2 kubu: kubu yang pro dan kontra. Tidak sedikit kasus hoax yang meresahkan.

Seberapa luas dampak hoax tergantung dengan konten dari hoax itu sendiri dan budaya ingin tahu kita sebagai audience mengkonfirmasi kebenaran berita. Hoax tidak melulu tentang polik, banyak juga tentang issue kesehatan, finansial dan lain-lain.

Yang heboh di Indonesia akhir-akhir ini jelas meresahkan tentang robot trading yang menjanjikan keuntungan besar penggunanya. Ternyata terungkap bahwa itu palsu, rekayasa, dan merugikan orang banyak. Ekstrimnya korban hoax tersebut ada yang sampai meregang nyawa karena bisa jadi tidak kuat menahan stress karena terus merugi. Fakta yang mencengangkan juga diungkapkan oleh OJK (Otoritas Jasa Keuangan) yaitu pada rentang tahun 2019 – 2022 ada tak kurang 10 trilyun rupiah menguap karena investasi abal-abal.

Sering meresahkan juga informasi hoax tentang bencana alam sampai berita global seperti perang yang terjadi antara Ukraina dan Rusia. Sebagai warga dunia yang terpapar berita tersebut dan tidak tinggal di negara tersebut untuk melihat kebenarannya langsung, tentu apa yang dikonsumsi bisa ditelan mentah-mentah, menjadi keyakinan, dan akhirnya membangun kebencian ketika sudah fanatik di kubu tertentu.

Mencegah Hoax

Memang bisa dicegah? Jika yang ditanya dicegah, agak susah karena kita tidak tahu asal mula dan orang-orang yang secara terorganisir membentuk hoax untuk kepentingannya. Yang jelas kita bisa mencegah dimulai dari diri sendiri, bagaimana caranya?

Puasa Media Sosial

Puasa medsos alias tidak (terlalu) aktif mengkonsumsi media sosial, istilah kerennya social media detox. Walaupun terlihat mengerikan, tapi memang kita tidak bisa menjamin 100% konten social media yang kita konsumsi itu bebas hoax. Bisa jadi terselubung dalam bentuk meme, headline news, atau sekedar story telling. Puasa Media Sosial bisa jadi salah satu pilihan.

Pilah Pilih Berita

Buat kamu yang tetap tidak bisa lepas dari media sosial, langkah untuk selektif memilih berita adalah solusi. Terlebih kamu yang suka sharing atau berbagi informasi. Niatnya baik, tapi harus dipastikan beritanya valid dan tidak mengandung hoax yang merugikan dan memicu perpecahan. Lalu, gimana caranya?

Cek Ke Website Anti Hoax

Ada beberapa website resmi yang dibuat oleh pemerintah dan aliansi masyarakat yang sangat kontra dengan hoax. Berikut daftar websitenya:

TrustPositif

TurnBackHoax.ID – Persembahan dari MAFINDO :: Masyarakat Anti Fitnah Indonesia

Cekfakta

Terapkan 3S

Seperti yang dilansir oleh Septiaji Eko Nugroho yang merupakan Ketua Presidium Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (MAFINDO). Sosok satu ini aktif mengedukasi masyarakat memberikan literasi tentang Hoax dan cara sehat dalam bermedsos. Salah satu yang sering dicanangkan adalah tentang 3S: Saring, Sharing, dan Sorong. Saring terlebih dulu, jika baik baru di-Sharing, jika buruk kita Sorong alias tolak dan tidak dibagikan.

Chatbot Kalimasada

Masih berhubungan dengan MAFINDO, organisasi ini mempunyai Chatbot WhatsApp bernama Kalimasada yang dirilis di tahun 2020 sebagai upaya edukasi dan memberantas hoax. Ada lebih dari 6.000 database dalam chatbot tentang isu politik, sosial, kebencanaan, kesehatan, dan masih banyak lagi. Untuk menggunakannya juga mudah, kamu cukup simpan nomor Chatbot Kalimasada yaitu 085921600500, dan tinggal kirim pesan dengan keyword tertentu.

Semoga bisa memberikan informasi dan langkah jelas memberantas hoax. Semoga juga semakin membuat kita bijak mengkonsumsi dan menyebarkan berita ke kolega dan relasi kita.

Pin It on Pinterest

Share This

Share This

Share this post with your friends!